Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 21
http://mangadove.blogspot.com/2015/03/ookami-shoujo-indonesia-chapter-21.html
Setelah diterima baik oleh calon mertuanya, kini hubungan Erika semakin dekat dengan keluarga Kyouya, apa saja kegiatan Erika mengisi waktu di Kobe? Ookami Shoujo to Kuro Ouji chapter 21 ini akan menceritakan tentang kegiatan Erika yang akan menghadiri acara festival kembang api teman-teman, ini memang masuk kedalam cerita anime tapi tetap ada berpedaannya dibeberapa adegan. Bagi teman-teman yang penasaran silahkan baca komik versi teks Bahasa Indonesia yang sudah saya sediakan dibawah ini.
Setelah Kyouya berbincang dengan ibunya tadi malam, kini sudah terlihat hubungan ibu dan anak itu kian membaik. Hari kedua Erika di Kobe, terlihat Kyouya, Rieka dan Erika sedang didapur bertiga menikmati sarapan, ibu Kyouya mendatangi mereka dengan pakaian siap kerja, "Baiklah, mama harus pergi kerja sekarang, jaga dirimu baik-baik, Erika-chan," "Baik, semoga hari tante menyenangkan!" balas Erika menyapa. Ibu Kyouyapun menatap anak laki-lakinya itu dan berkata, "Kyou-kun, mama pergi" sambil tetap minum Kyouya melambai-lambaikan tangannya, melihat Kyouya yang merespon ibunya seperti itu sangat asing bagi kakaknya, dia terus menatap adiknya itu, Kyouya yang merasa terus diperhatikan bertanya, "Kenapa sih?" Rieka hanya tersenyum sambil menjawab "Hmm, tidak ada apa-apa." Erika ikut tersenyum dan bergumam dalam hati, "Walapun Kyouya tak menjelaskan apa yang sudah terjadi, yang terpenting adalah hubungan Kyouya dan tante terlihat semakin membaik."
Erika bertanya pada Kyouya, "Apa kau yakin tidak ikut bersama kami nanti ke pertunjukan kembang api?" "Aku tidak mau pergi, pergi ke tempat seperti akan ramai sekali, kita akan menjadi sarden didalam kaleng, kalian berdua pergi saja dan bersenang-senanglah sesuka kalian." Rieka bertanya pada mereka berdua sambil menyerahkan kalung Erika, "Hei tunggu dulu, bukankah ini punya Erika-chan? Ini tertinggal dikamar mandi" "Ya, terimakasih" ucap Erika sambil mengambil kalungnya, "Kau selalu saja memakainya, apa ini sangat berharga untukmu?" Erika langsung menjawab, "Iya ini sangat penting sekali! Hehehe" kakak Kyouya yang mendengar itu langsung tersenyum dan bertanya lagi pada Erika, "Apa itu dari Kyouya?" "Hehehe iya benar" "Heeeehhh...jadi selera Kyouya seperti itu ya?" goda Rieka pada adik satu-satunya itu, "Tidak seperti itu juga, aku hanya memilihnya secara acak" "Kalau memang begitu seharusnya kau berikan yang lebih bagus pada Erika-chan. Harga barang pemberian itu menujukan seberapa besar cintamu untuknya," "Wanita yang berpikiran dangkal seperti itu... Untuk bisnis brand pasti laris sekali," Rieka tak mau kalah dengan adiknya itu, "Eh? tapi itu benarkan? Para gadis itu selalu ingin melihat sejauh mana pasangannya mau berkorban demi dirinya," akhirnya Erika ikut bicara, "Tapi, menurutku cinta itu tidak bisa diukur hanya dengan berapa harga barang pemberian yang diterima, tidak peduli apapun itu, aku akan lebih bahagia kalau kekasihku itu mengkhawatirkanku," Kyouya berkata pada Erika, "Aku tadikan sudah katakan kalau aku memilihnya secara acak," "Tapi alasan kau memberiku bukan acakan? Hehe" Erika berkata lagi, "ini sangat berharga untukku, terimakasih ya kak." Akhirnya Rieka mendekat dan berbisik pada Erika, "Kalau memang seperti itu kau harus menjaganya baik-baik, kalau kau menghilangkannya urusanmu akan gawat dengan anak itu." Erika merinding, imajinasinyapun bermain, "Apa? Kau menghilangkan barang pemberianku? Pergi cari disetiap bagian dunia sampai kau temukan walaupun itu membunuhmu!" Seperti itulah yang terbayang dibenak Erika.
Beberapa saat kemudian Rieka dan Erika sudah mengenakan yukata dan bersiap untuk pergi, Kyouya memperhatikan kekasihnya itu dan datang mendekati mereka, "Apa kau sengaja membawa yukata itu dari Tokyo?" "Tidak, aku dipinjami kakak dan dibantu juga memakainya" Rieka tampak jengkel pada adiknya itu diapun berkata, "Hei.. apa tidak ada kata-kata lain yang bisa kau ucapkan untuk Erika-chan?" "Kau seperti itu mirip dengan anak kecil yang mencoba untuk mengingigit sesuatu yang belum bisa dikunyahnya sendiri" tambah Kyouya pada Erika, Rieka jengkel mendengar Kyouya berkata seperti itu diapun mencoba untuk menampar adiknya lagi tapi Kyouya sudah menahan tangangnya, "Yeah, aku sudah latihan untuk menghentikan semua pukulanmu" "Kak, sudahlah, tidak perlu marah padanya." Akhirnya Erika dan Rieka bersiap untuk pergi, "Baiklah kami pergi, mama akan pulang telat malam ini jadi kau sediakan makan malammu sendri, oke?" "Tunggu sebentar, aku juga ikut." Akhirnya Kyouya juga ikut bersama mereka.
Sesampainya mereka ditempat tujuan, mereka tampak bersenang-senang, terutama Erika dan kakaknya Kyouya, mereka berjalan-jalan dan mendatangi stand yang ada disana untuk melihat-lihat. Sampai akhirnya saat Erika sedang membeli makanan disalah satu stand terlihat ada dua cowok yang mencoba untuk mendekatinya, Kyouya langsung memandang tajam pada dua orang itu sehingga membuat mereka ketakutan dan pergi, Erika yang tak tau apa-apa tampak heran melihat tatapan Kyouya yang tajam seperti itu dan bertanya, "Kyouya-kun? Ada apa?" "Tidak ada apa-apa" Rieka yang melihat kejadian itupun menggoda adiknya, "Ah.. aku mengerti, jadi ini salah satu alasanmu kenapa minta ikut bersama kamikan?"
Mereka bertigapun melanjutkan kegiatannya untuk berjalan-jalan melihat suasana yang terjadi, Rieka bertanya pada Erika, "Erika-chan kau sangat menyukai permen apel itu ya?" "Ya, aku dari dulu sangat menyukai ini" "Haha kau tau, saat Kyouya kecil dia juga suka permen itu sampai gigi depannya hancur" kenang kakak Kyouya sambil meledek adiknya itu, "Eh.. jadi gigi depanmu itu palsu sekarang?" Kyouyapun menjawab, "Itukan dulu waktu masih kecil, apa kau pikir gigiku sudah tidak bisa tumbuh lagi?" Tak lama kemudian acara kempang apipun dimulai. "Itu sudah mulai Erika-chan" ucap Rieka pada Erika, merekapun menikmati pertunjukan kembang api. Kyouya tampak menikmati, Erika bertanya, "Kyouya-kun? Apa kau juga suka kembang api?" "Ya.. aku suka," jawabnya singkat sambil terus menikmatinya.
Orang semakin padat, semua berjalan berdesak-desakan, Erika berenacana untuk membuang sampah, diapun bergerak diantara kerumunan orang menuju tempat sampah. Selanjutnya Rieka mengajak Erika mencari tempat sunyi untuk bisa duduk beristirahat sebentar, Rieka melihat leher Erika diapun bertanya, "Mana kalungmu Erika-chan? Apa kau tak memakainya hari ini?" "Loh? mana kalungku?!" Erika mulai panik, "Apa kau menjatuhkannya?" Kyouya yang baru datang tampak bingung, "Ada apa?" "Erika-chan mengatakan dia menjatuhkan kalungnya" "Hah?" Erika semakin panik, "Apa kau yakin memakainya hari ini?" Tanya Rieka memastikan, "Ya, aku yakin memakainya, aku pergi dulu, aku akan mencarinya" Erika langsung berlari, "Aku ikut! Kau juga Kyouya ikut kami" perintah Rieka pada adiknya. Merekapun bertiga mulai mencari-cari dijalan yang mereka lewati, mendatangi kembali kios-kios dan mengulang-ulang tempat pencariannya tapi juga tidak ditemukan.
"Tempat ini terlalu luas dan juga sangat ramai, melihat kondisi seperti ini akan sangat sulit untuk menemukannya," ucap Kyouya pada Erika. "Maafkan aku Kyouya-kun, padahal aku sudah berjanji untuk menjaga semua barang yang sudah kau berikan," :Kau tidak perlu minta maaf, sejak aku sudah memberinya kepadamu, itu berarti sudah menjadi milikmu, walaupun kau menghilangkannya atau merusaknya, itu sudah tidak ada hubungannya lagi denganku, "Kau jangan berpura-pura tenang, aku tau kau sangat marahkan?" "Kenapa aku harus marah? Kau selalu saja melebih-lebihkan semuanya, itu cuma barangkan?" Rieka mencoba untuk menenangkan Erika, "Dia sudah mengatakannyakan? Jadi jangan terlalu mengkhawatirkannya, Kyouya juga tau situasinya" ucap Rieka pada Erika.
Erika tidak bisa menahan tangisnya, diapun menangis dengan keras, Kyouya dan Riekapun tampak terkejut, "Sudah.. sudah..hei Erika-chan sendirikan yang bilang, perasaa itu tidak bergantung dengan barang yang diberikan? Kyouya selalu memikirkan Erika-chan, bukan berarti barang itu hilang perasaan Kyouya juga ikut menghilangkan?" "Sambil tetap menangis Erika berkata, "Tapi itu sebagai bukti juga," Rieka membalas ucapannya, "Itu bukan bukti tapi hanya pelengkap, apa kau tidak percaya dengan Kyouya?" :Aku percaya" "Kalau begitu jangan terlalu mengkhawatirkannya lagi," sedangkan Kyouya yang menyaksikan itu hanya diam, Rieka kembali menghibur Erika, "Jadi, berhentilah memasang wajah seperti kau mau mati saja, oke?" "Itu benar seperti yang kakak katakan, tapi tetap saja.." sebelum Erika melanjutkna perkataannya dia melihat ketumpukan sampah yang pernah didatanginya tadi, diapun dengan cepat langsung memeriksa ditumpukan sampah itu, "Tunggu, apa yang kau lakukan disitu Erika-chan?!" Rieka dan Kyouya tampak terkejut dengan apa yang Erika lakukan tiba-tiba, "Aku bisa merasakan jatuhnya disini, aku yakin jatuhnya disini tadi," Erika menjawab sambil terus memeriksa tumpukan sampah itu. Sementara itu orang-orang pada berdatangan menonton apa yang dilakukan Erika, mereka semua bingung mengapa Erika memerikasa tumpukan sampah itu, Kyouya yang melihat mereka berdatangan untuk menonton langsung berteriak, "Jangan melihatnya!! Kalian tidak perlu melihatnyakan?!! Orang-orangpun bubar karena bentakan Kyouya. Kyouya mendekati Erika diapun berjongkok dan ikut mencari-cari ditumpukan sampah itu, Erika yang melihat Kyouya terkejut, "Kyouya-kun?" "Diamlah, ayo kita cari bersama-sama."
Merekapun terus mencari sampai akhirnya Erika sendiri yang menemukan kalung itu diantara sampah-sampah yang menumpuk, "Ini dia, aku dapat! Lihat ini Kyouya-kun aku sudah mendapatkannya, terimakasih tuhan.." Kyouya yang melihat langsung tersenyum, kakanyapun ikut tersenyum.
"Baiklah sekarang kita pulang, mama akan menjemput kita pakai mobil, dengan kondisi kalian yang kotor begitu tidak mungkin kita naik taksi, benarkan?" Akhirnya merekapun dijemput dan langsung pulang.
Saat dikamar Erika dan Rieka tampak mengobrol, "Apa kalian besok jadi pulang? Kenapa tidak lebih lama lagi disini?' tanya Rieka pada Erika, "Kenapa kakak tidak ke Tokyo saja?" "Kalau aku ikut mama disini akan sendirian, hahaha aku jadi teringat kejadian waktu itu, aku belum minta maaf padamukan? Maaf karena sudah menganggap Kyouya masih anak kecil." Erika teringat saat kakak Kyouya menertawakan Kyouya dihadapannya, "Ah! Itu tidak masalah," Rieka berkata lagi pada Erika, "seperti yang aku pikirkan, seorang gadis itu memang sangat berperan untuk mengubah anak laki-laki menjadi lebih dewasa," "Tapi pada dasarnya aku tak yakin sikap Kyouya-kun yang lain juga berubah" ucap Erika, "Dia tetap pada sifat dasarnya yang dingin," Rieka tersenyum dan berkata, "Yaa aku mengerti, terimakasih karena telah melihat sisi lain dari adikku, mulai sekarang tolong jaga Kyouya, Erika-chan?" Erikapun tersenyum pada calon kakak iparnya.. "Yeah.." jawabnya singkat.
BERSAMBUNG.
Mereka bertigapun melanjutkan kegiatannya untuk berjalan-jalan melihat suasana yang terjadi, Rieka bertanya pada Erika, "Erika-chan kau sangat menyukai permen apel itu ya?" "Ya, aku dari dulu sangat menyukai ini" "Haha kau tau, saat Kyouya kecil dia juga suka permen itu sampai gigi depannya hancur" kenang kakak Kyouya sambil meledek adiknya itu, "Eh.. jadi gigi depanmu itu palsu sekarang?" Kyouyapun menjawab, "Itukan dulu waktu masih kecil, apa kau pikir gigiku sudah tidak bisa tumbuh lagi?" Tak lama kemudian acara kempang apipun dimulai. "Itu sudah mulai Erika-chan" ucap Rieka pada Erika, merekapun menikmati pertunjukan kembang api. Kyouya tampak menikmati, Erika bertanya, "Kyouya-kun? Apa kau juga suka kembang api?" "Ya.. aku suka," jawabnya singkat sambil terus menikmatinya.
Orang semakin padat, semua berjalan berdesak-desakan, Erika berenacana untuk membuang sampah, diapun bergerak diantara kerumunan orang menuju tempat sampah. Selanjutnya Rieka mengajak Erika mencari tempat sunyi untuk bisa duduk beristirahat sebentar, Rieka melihat leher Erika diapun bertanya, "Mana kalungmu Erika-chan? Apa kau tak memakainya hari ini?" "Loh? mana kalungku?!" Erika mulai panik, "Apa kau menjatuhkannya?" Kyouya yang baru datang tampak bingung, "Ada apa?" "Erika-chan mengatakan dia menjatuhkan kalungnya" "Hah?" Erika semakin panik, "Apa kau yakin memakainya hari ini?" Tanya Rieka memastikan, "Ya, aku yakin memakainya, aku pergi dulu, aku akan mencarinya" Erika langsung berlari, "Aku ikut! Kau juga Kyouya ikut kami" perintah Rieka pada adiknya. Merekapun bertiga mulai mencari-cari dijalan yang mereka lewati, mendatangi kembali kios-kios dan mengulang-ulang tempat pencariannya tapi juga tidak ditemukan.
"Tempat ini terlalu luas dan juga sangat ramai, melihat kondisi seperti ini akan sangat sulit untuk menemukannya," ucap Kyouya pada Erika. "Maafkan aku Kyouya-kun, padahal aku sudah berjanji untuk menjaga semua barang yang sudah kau berikan," :Kau tidak perlu minta maaf, sejak aku sudah memberinya kepadamu, itu berarti sudah menjadi milikmu, walaupun kau menghilangkannya atau merusaknya, itu sudah tidak ada hubungannya lagi denganku, "Kau jangan berpura-pura tenang, aku tau kau sangat marahkan?" "Kenapa aku harus marah? Kau selalu saja melebih-lebihkan semuanya, itu cuma barangkan?" Rieka mencoba untuk menenangkan Erika, "Dia sudah mengatakannyakan? Jadi jangan terlalu mengkhawatirkannya, Kyouya juga tau situasinya" ucap Rieka pada Erika.
Erika tidak bisa menahan tangisnya, diapun menangis dengan keras, Kyouya dan Riekapun tampak terkejut, "Sudah.. sudah..hei Erika-chan sendirikan yang bilang, perasaa itu tidak bergantung dengan barang yang diberikan? Kyouya selalu memikirkan Erika-chan, bukan berarti barang itu hilang perasaan Kyouya juga ikut menghilangkan?" "Sambil tetap menangis Erika berkata, "Tapi itu sebagai bukti juga," Rieka membalas ucapannya, "Itu bukan bukti tapi hanya pelengkap, apa kau tidak percaya dengan Kyouya?" :Aku percaya" "Kalau begitu jangan terlalu mengkhawatirkannya lagi," sedangkan Kyouya yang menyaksikan itu hanya diam, Rieka kembali menghibur Erika, "Jadi, berhentilah memasang wajah seperti kau mau mati saja, oke?" "Itu benar seperti yang kakak katakan, tapi tetap saja.." sebelum Erika melanjutkna perkataannya dia melihat ketumpukan sampah yang pernah didatanginya tadi, diapun dengan cepat langsung memeriksa ditumpukan sampah itu, "Tunggu, apa yang kau lakukan disitu Erika-chan?!" Rieka dan Kyouya tampak terkejut dengan apa yang Erika lakukan tiba-tiba, "Aku bisa merasakan jatuhnya disini, aku yakin jatuhnya disini tadi," Erika menjawab sambil terus memeriksa tumpukan sampah itu. Sementara itu orang-orang pada berdatangan menonton apa yang dilakukan Erika, mereka semua bingung mengapa Erika memerikasa tumpukan sampah itu, Kyouya yang melihat mereka berdatangan untuk menonton langsung berteriak, "Jangan melihatnya!! Kalian tidak perlu melihatnyakan?!! Orang-orangpun bubar karena bentakan Kyouya. Kyouya mendekati Erika diapun berjongkok dan ikut mencari-cari ditumpukan sampah itu, Erika yang melihat Kyouya terkejut, "Kyouya-kun?" "Diamlah, ayo kita cari bersama-sama."
Merekapun terus mencari sampai akhirnya Erika sendiri yang menemukan kalung itu diantara sampah-sampah yang menumpuk, "Ini dia, aku dapat! Lihat ini Kyouya-kun aku sudah mendapatkannya, terimakasih tuhan.." Kyouya yang melihat langsung tersenyum, kakanyapun ikut tersenyum.
"Baiklah sekarang kita pulang, mama akan menjemput kita pakai mobil, dengan kondisi kalian yang kotor begitu tidak mungkin kita naik taksi, benarkan?" Akhirnya merekapun dijemput dan langsung pulang.
Saat dikamar Erika dan Rieka tampak mengobrol, "Apa kalian besok jadi pulang? Kenapa tidak lebih lama lagi disini?' tanya Rieka pada Erika, "Kenapa kakak tidak ke Tokyo saja?" "Kalau aku ikut mama disini akan sendirian, hahaha aku jadi teringat kejadian waktu itu, aku belum minta maaf padamukan? Maaf karena sudah menganggap Kyouya masih anak kecil." Erika teringat saat kakak Kyouya menertawakan Kyouya dihadapannya, "Ah! Itu tidak masalah," Rieka berkata lagi pada Erika, "seperti yang aku pikirkan, seorang gadis itu memang sangat berperan untuk mengubah anak laki-laki menjadi lebih dewasa," "Tapi pada dasarnya aku tak yakin sikap Kyouya-kun yang lain juga berubah" ucap Erika, "Dia tetap pada sifat dasarnya yang dingin," Rieka tersenyum dan berkata, "Yaa aku mengerti, terimakasih karena telah melihat sisi lain dari adikku, mulai sekarang tolong jaga Kyouya, Erika-chan?" Erikapun tersenyum pada calon kakak iparnya.. "Yeah.." jawabnya singkat.
BERSAMBUNG.