Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 22
http://mangadove.blogspot.com/2015/03/ookami-shoujo-indonesia-chapter-22.html
Pada manga Ookami Shoujo to Kuro Ouji Bahasa Indonesia chapter 22 ini akan menceritakan tentang Erika yang sudah kembali ke Tokyo bersama Kyouya. Disini akan diceritakan pula tentang Takeru yang meminta bantuan Erika untuk menjadi pelayan di café keluarganya, apakah Erika akan menerima tawaran itu? Apakah Kyouya mengijinkannya? Untuk cerita lebih lengkapnya silahkan baca manga versi teks Bahasa Indonesia yang sudah saya sediakan dibawah ini.
(Sumber gambar: http://manhua.fzdm.com/)
Saat ini sudah memasuki semester baru, terlihat Erika, Kyouya, Kamiya dan San-chan sedang berkumpul-kumpul, saat itu tiba-tiba saja Kyouya mengajak Erika untuk pergi bersamanya saat pulang sekolah nanti. Tentu ajakan Kyouya langsung disambut girang oleh Erika, Erika berpikir bahwa Kyouya akan mengajaknya kencan, tapi ternyata bukan. Takeru mengundang mereka untuk datang ke café milik keluarganya. Akhirnya merekapun datang bertiga, Erika, Kyoya dan Kamiya juga. Sesampai di café mereka langsung disambut hangat oleh Takeru, Erika benar-benar tidak menyangka kalau selama ini keluarga Takeru memiliki bisnis café, “Ini adalah impian ayahku, terutama sejak ayah sudah berhenti bekerja dua tahun yang lalu” itulah penjelasan dari Takeru. Erika menyangka café Takeru hari ini tutup karena tidak ada pelanggan lain selain mereka bertiga, ternyata tidak tutup hanya saja kurang pelanggan. Kyouya bertanya, “Bukankah kau ada perlu dengan kami?” Ternyata tujuan Takeru mengundang mereka datang adalah, “Erika-chan, aku mohon kepadamu, tolong maukah kau kerja disini untuk sementara waktu?” Tentu saja mereka semua terkejut mendengar permintaan dari Takeru. Takeru menjelaskan panjang lebar alasannya meminta Erika untuk bekerja, “Café kami saat ini benar-benar membutuhkan pelayan wanita untuk mempersiapkan semuanya dan juga didekat sini telah dibuka satu tahun yang lalu café yang sangat bergaya, sejak itulah pelanggan jadi berhenti untuk datang kesini.” Erika masih merasa berat dia mengatakan, “Menyuruhku bekerja disini hanya akan membuat situasi semakin buruk," Takerupun sebenarnya sudah sangat mempertimbangkan tentang hal itu juga, hanya saja dia merasa ini ide yang bagus, “Kau bisa menjadi boss untuk anak perempuan, dengan begitu kita tidak akan gagal” ucap Takeru dengan semangat yang membara. Sementara itu Kamiya, Erika, dan Kyouya hanya bisa diam membatu mendengar penjelasan Takeru, “Boss? Bos anak perempuan? Aku?” Erika bertanya dengan tampang bodohnya, Takeru menjelaskan lagi, “Kalau disini ada pekerja perempuan yang cantik, tentunya saja anak-anak muda akan tertarik untuk datangkan?”
Kyouya tidak terima dengan cara berpikir Takeru, dia menganggap cara ini tidak pantas seolah-olah menganggap dunia ini terlalu sempit sampai harus menggunakan cara seperti itu tapi Takeru sudah tidak memiliki ide yang lain lagi, dia berpikir hanya dengan cara inilah cafenya bisa menarik pelanggan, dia sadar dan mengatakan, “Aku pikir ini memang salah untuk meminta pacar temanku sendiri melakukan ini, tapi tidak ada lagi yang bisa ku harapkan selain Erika-chan, jadi walaupun aku sudah mengetahuinya aku tetap mencoba untuk meminta padamu, aku mohon, tolong bantulah untuk kali ini saja!” Takeru terus membungkuk dihadapan Erika dan Kyouya. Kyouya melihat itu hanya bisa diam seribu bahasa dan akhirnya menarik tangan Erika mengajaknya keluar dan berkata pada Takeru, “Seperti aku peduli saja dengan candaanmu ini, ayo pergi Erika” Takeru hanya bisa terdiam melihat mereka keluar dari café, “Aku bisa saja mengenalkanmu dengan banyak gadis tapi aku sudah berhenti berkomunikasi pada mereka semua” ucap Kamiya kepada Takeru.
Sementara itu diperjalan pulang, tampak Kyouya masih kesal dan menganggap Takeru tidak pantas meminta hal yang seperti itu, tapi Erika langsung membela Takeru dan mencoba untuk menerima permintaan Takeru, “Takeru-kun sudah terlalau banyak membantuku selama ini, walaupun aku tidaklah terlalu bagus melakukan segala hal, aku ingin membalas jasanya” kata Erika yang langsung dibalas Kyouya, “Hah? Jadi kau mengatakan padaku kalau kau ini mau memakai pakaian seperti panda dan menyapa pelayan seperti itu? Memalukan sekali.” Erika terkejut dan mencoba membela didri, “Apa?! Dia tidak mengantakan harus seperti itukan? Aku mengerti kau cemburu tapi..” belum sempat Erika melanjutkan kalimatnya langsung dipotong oleh Kyouya, “Jangan sombong! Pada dasarnya pelanggan tidak akan masuk kalau kau ada disitu!” Erika tidak terima dikatakan seperti itu, “dan kau juga tidak mungkin akan menjadi bos untuk anak perempuan disana!” Erika tetap tidak peduli dan mengatakan, “Diam! Aku tetap akan melakukannya! Kalau kau tidak mau menolong maka diamlah!”
Akhirnya Erika kembali ke café Takeru dan menerima permintaan Takeru, Takeru masih khawatir apakah Kyouya mengijinkannya, Erika langsung menjelaskan, “Yeah tentu saja, aku pikir ini karena dia tidak bisa membiarkan temannya kesusahan.” Erika berbohong tapi Takeru langsung percaya dan senang mendengarnya, “Aku mengerti, tidak peduli bagaimanapun dia mengatakannya, dia memang laki-laki yang bisa dipercaya, huh..” Takeru tampak senang sedangkan Erika memalingkan wajah menyembunyikan raut wajah kebohongannya. Takeru memperkenalkan Erika dengan ayahnya yang langsung disambut hangat oleh sang ayah. “Ngomong-ngomong Erika-chan, apa kau mau mencoba ini? Ini sesuatu yang aku pikir akan dimasukan kedalam menu, aku beri nama pancakes dengan garam cokelat” jelas Takeru dengan wajah senangnya, “Wah…kelihatnya enak ya? Hmm terimakasih atas makanannya,” begitu Erika mencicipinya dia langsung membeku dan tak bisa bergerak, Takeru yang menyadari perubahan raut wajah Erika langsung cemberut tampak seperti orang yang lagi ngambek, “Hmm.. tidak enakan? Tapi aku pikir mencampurkan pancakes dan garam akan menjadi sesuatu yang nantinya bisa terkenal, aku pikir ini akan bekerja bagus” gerutu Takeru tak henti. Ayah Takerupun mencobat untuk menghibur anaknya itu, "Kau tak perlu memaksakan diri menemukan resep baru," Takeru tak memperdulikan dan berkata, "Ini karena aku masih muda jadi tak masalahkan?"
Keesokan harinya disekolah tampak Kyouya berjalan hanya bersama Kamiya, Kamiya bertanya apakah Erika akan menyelesaikan permasalahan Takeru, dengan cueknya Kyouya mengatakan tak peduli tapi dia masih bisa merasakan ada yang aneh dari tingkah Erika, Kamiya berkata, “Mungkin dia sedang melakukan sesuatu yang tidak bisa dikatakannya dan disembunyikannya darimu, itu café tetap benarkan? Kalau seseorang bosan mereka bisa datang kesana untuk mencari ketenangan dan hiburan, bukankah sebaiknya kita datang kesana mengecek secara sembunyi-sembunyi?” mendengar perkataan Kamiya seperti itu tampak Kyouya sedikit resah tapi setelah itu dia langsung memasang tampang seolah tak peduli dan berkata, “Seperti orang bodoh saja seperti itu.” Diam-diam Kyouyapun melakukan saran yang dikatakan Kamiya, Kyouya datang menuju kafe Takeru, sesampai didepan pintu dia masih sedikit ragu dan tak percaya tentang apa yang dilakukannya sendiri saat ini.
Kyouya akhirnya memutuskan untuk masuk dan begitu terkejutnya dia saat disambut oleh seorang pelayan wanita, tidak lain itu adalah kekesihnya sendiri, Erika.
"Selamat datang!" Sapa Erika dengan centilnya, tapi Erika langsung terkejut luar biasa melihat pelanggannya kali ini, emosi Kyoyapun semakin memuncak karena melihat pelanggan lain café ini sebahagiaan besar adalah laki-laki.
Kyouya langsung menariknya keluar dan marah, “Apa kau bodoh, hah? Ada apa dengan pakaian yang menggelikan seperti itu?!” Erika bingung dan bertanya dengan lugu, “Apa? Maksudmu seragam ini?” “Aku tak peduli kalau itu adalah seragam, tak peduli kau seperti apa, ini benar-benar seperti cosplay” balas Kyouya masih dengan tampang kesalnya, “Tapi ini bukan cosplay! Bukan berarti aku sangat senang memakai ini, bisa saja ada gadis lain yang mau bekerja disini setelah mereka melihat seragam ini begitu manis, benarkan?” Erika menjelaskan masih dengan tampang tak berdosa. Kyouya hanya diam tak bergerak dan berkata dengan aura horornya, “Berhenti bekerja disini, sekarang juga! Hanya dengan memikirkan pacarku bekerja memalukan seperti ini saja sudah benar-benar membuatku mau muntah!” Erika tak tahan mendengar perkataan Kyouya, “Jangan katakan ini memalukan! Ini benar-benar pekerjaan dan aku serius melakukan pekerjaanku!” Kyouya membantah, “Kenapa kau tidak mau berterus terang menceritakannya dengan Kamiya tentang ini? Bukankah karena kau sendiri merasa ini memalukan?” Erikapun dengan tampang memelas menjelaskan, “Ugh… Kalau itu aku memang merasa sedikit malu, aku melakukan ini hanya demi ke pupularitasan café ini” Kyouya masih saja terbawa emosi, "Bukankah kau melakukan ini supaya banyak dekelilingi oleh cowok-cowok remaja?" Erika tak terima dikatakan seperti itu, "Aku tidak pernah berpikir serendah itu!!" sampai akhirnya Takeru muncul dihadapan mereka dengan wajah ketakutan memikirkan apa yang akan terjadi, dia mengetahui Kyoya datang karena diberitahu oleh ayahnya sendiri. Takeru menjelaskan panjang lebar kalau Erika melakukannya bukan seperti apa yang dibayangkan Kyouya, tapi Kyoya tetap keras kepala dan tak terima penjelasan apapun dari Takeru, diapun kesal dan pergi meninggalkan tempat itu.
Kyouya langsung menariknya keluar dan marah, “Apa kau bodoh, hah? Ada apa dengan pakaian yang menggelikan seperti itu?!” Erika bingung dan bertanya dengan lugu, “Apa? Maksudmu seragam ini?” “Aku tak peduli kalau itu adalah seragam, tak peduli kau seperti apa, ini benar-benar seperti cosplay” balas Kyouya masih dengan tampang kesalnya, “Tapi ini bukan cosplay! Bukan berarti aku sangat senang memakai ini, bisa saja ada gadis lain yang mau bekerja disini setelah mereka melihat seragam ini begitu manis, benarkan?” Erika menjelaskan masih dengan tampang tak berdosa. Kyouya hanya diam tak bergerak dan berkata dengan aura horornya, “Berhenti bekerja disini, sekarang juga! Hanya dengan memikirkan pacarku bekerja memalukan seperti ini saja sudah benar-benar membuatku mau muntah!” Erika tak tahan mendengar perkataan Kyouya, “Jangan katakan ini memalukan! Ini benar-benar pekerjaan dan aku serius melakukan pekerjaanku!” Kyouya membantah, “Kenapa kau tidak mau berterus terang menceritakannya dengan Kamiya tentang ini? Bukankah karena kau sendiri merasa ini memalukan?” Erikapun dengan tampang memelas menjelaskan, “Ugh… Kalau itu aku memang merasa sedikit malu, aku melakukan ini hanya demi ke pupularitasan café ini” Kyouya masih saja terbawa emosi, "Bukankah kau melakukan ini supaya banyak dekelilingi oleh cowok-cowok remaja?" Erika tak terima dikatakan seperti itu, "Aku tidak pernah berpikir serendah itu!!" sampai akhirnya Takeru muncul dihadapan mereka dengan wajah ketakutan memikirkan apa yang akan terjadi, dia mengetahui Kyoya datang karena diberitahu oleh ayahnya sendiri. Takeru menjelaskan panjang lebar kalau Erika melakukannya bukan seperti apa yang dibayangkan Kyouya, tapi Kyoya tetap keras kepala dan tak terima penjelasan apapun dari Takeru, diapun kesal dan pergi meninggalkan tempat itu.
Erika dan Takeru yang masih berdiri mematung diluar langsung dikejutkan oleh teriakan ayah Takeru dan menyuruh mereka segera masuk ke dalam. Mereka berdua tak henti-hentinya memikirkan masalah yang terjadi dan benar-benar mengkhawatirkan kemarahan Kyouya. Takeru akhirnya memutuskan mencari jalan lain untuk memajukan cafenya dan tidak melibatkan Erika lagi, Erika juga memutuskan untuk berhenti bekerja karena takut kemarahan Kyouya semakin menjadi-jadi.
Keesokan harinya saat sampai didepan café Erika masih terdiam dan masih terus memikirkan apa yang harus mereka lakukan demi memajukan café ini, disisi lain dia juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya hari ini. Dengan lesu diapun memutuskan masuk, begitu terkejutnya dia disambut oleh pelayan laki-laki tampan yang tidak lain adalah Kyouya.
"Selamat datang," sapa Kyouya dengan gayanya yang tetap elegan, Kyouya bersikap tenang dan tetap menyambut Erika menyuruhnya duduk layaknya tamu, “Silahkan ambil tempat duduk disini nona,” Kyouyapun pergi menuju pelanggan lain yang kebanyakan adalah para gadis-gadis yang akan memesan menu, dengan ramah diapun menyapa pelanggan lain sehingga membuat para gadis yang disana blushing.
Erika masih tak percaya dan mematung memikirkan apa yang terjadi, sedangkan tanpa memesan minum dulu Kyouya sudah meletakan air putih didepannya sambil berkata, “Nah ini, air mu, nona.” Erika masih bingung dan meminta penjelasan, "Apa maksudanya ini?Ada apa ini Kyouya-kun?" Kyouya menjawab, “Aku sedang menjalankan bisnis, dengan kata lain mereka sudah selesai mempekerjakanmu, kau sudah bekerja keras” ucap Kyouya pada Erika.
Takeru berterimakasih pada Kyouya karena mau melakukan ini, "Terimakasih Kyouya, bagaimanapun aku tak menyangka orang seperti kau mau melakukan ini," "Kitakan teman, jadi sudah semestinya aku menolong” jawab Kyouya dengan tatapan tajam dan sinis, Takerupun langsung gugup dan beku sambil berkata didalam hati, ”Bohong!” Tapi dia tetap tersenyum melihat temannya itu dengan ramah melayani pelanggan di cafe, Takeru bergumam dalam hati, "Walaupun matamu setajam itu, kau tetap mau melakukannya, kau memang orang yang seperti itu, Kyouya."
Selanjutnya, diperjalanan pulang selesai pekerjaan, Erika dan Kyouya jalan beriringan, Kyouya mengeluh, “Berdiri dan terus tersenyum sopan sungguh melelahkan, mungkin karena aku kerja penuh tanpa shift, huh..” Erika diam dan merasa bersalah pada Kyouya, diapun membungkuk dan memohon maaf karena sudah menyeret masalah ini terlalu jauh sampai akhirnya melibatkan Kyouya.
Sedangkan Kyouya yang melihat kekasihnya membungkuk seperti itu padanya langsung mengangkat wajah Erika dan mencoba untuk menenangkannya, "Sudahlah tak apa-apa.. aku menganggap ini bukan lagi masalah, kau sudah bekerja keraskan? Itu sudah cukup untukmu, kali ini biarkan aku untuk melakukannya."
Erika terpana oleh kelembutan sikap Kyouya sampai akhirnya dia mengejar Kyouya yang sudah berjalan duluan dan menyandarkan kepalannya dipunggung Kyoya.
“Walaupun aku memakai pakaian seperti itu.. tapi yang menjadi tuanku hanyalah Kyouya-kun.” Kyouya yang diperlakukan seperti itu langsung salah tingkah dan berkata, “Jangan mencoba untuk menyanjungku seperti itu, itu menjengkelkan!” Erika hanya tertawa melihat kekasihknya seperti itu. "Haha tapikan yang aku katakan memang benar." Merekapun melanjutkan pulang bersama.
Keesokan harinya disekolah wajah Erika terlihat cemberut dan bertanya pada Kyouya, "Apakah Kyouya-kun akan ke café Takeru lagi?" Kyouyapun menjawab, "Ya.. Kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" “Aku hanya berpikir kalau kau akan dengan bebas tersenyum lebar pada gadis-gadis yang akan datang ke café,” “Seharusnya siapa yang berkata seperti itu? Hmm?” kata Kyouya menyindirnya, Erika menjawab, “Aku tau itu! Aku minta maaf! Oleh karena itu akukan sudah berhenti bekerja disana!” Kamiya mendatangi mereka berdua, “Hei Sata-kun, aku dengar kau menggantikan posisi Erika-chan ya? Apakah aku juga harus bergabung? Dengan kita berdua, jumlah pelanggan yang datang juga pasti akan bertambahkan?” ujar Kamiya dengan raut wajah yang antusias. Akhirnya Kamiyapun ikut bergabung bersama sebagai pelayan café milik keluarga Takeru.