Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 24

Pada  manga Ookami Shoujo to Kuro Ouji Bahasa Indonesia chapter 24 ini menceritakan tentang pertemuan pertama Kyouya dengan sepupu Erika yang masih kelas 3 SMP, karena dia berencana untuk masuk kesekolah yang sama denga Erika dan Kyouya akhirnya Erika memohon pada Kyouya untuk mau mengajari sepupunya itu belajar dirumah,  mengingat sepupunya itu bodoh dan juga pemalas. Tapi siapa sangka ini akan menjadi konflik untuk cerita selanjutnya, penasaran? Baiklah silahkan teman-teman membaca komik versi teks Bahasa Indonesia yang sudah saya siapkan dibawah ini. 

(Sumber gambar: http://manhua.fzdm.com/)

Diperjalanan pulang sekolah Kyouya dan Erika seperti biasanya tampak asyik berbincang-bincag, kali ini yang jadi bahan berbincangan mereka adalah tentang Kusakabe yang memulai kencan pertamanya dengan Edano, Erika mendapat kiriman foto dari Kusakabe tentang kencan pertama mereka dan meminta Erika menyampaikan ucapan terimakasihnya pada Kyouya, berkat dorongan dari Kyouyalah Kusakabe memiliki keberanian untuk mau menyatakan cinta pada Edano. Tiba-tiba saja Kyouya memperingatkan Erika bahwa ujian Mid Semester akan tiba, “Kau selalu saja tampak bersenang-senang, aku hanya mengingatkanmu. Kalau kau mendapat nilai seperti nilai yg waktu itu, jangan membuatku susah lagi kali ini,” “Yah..aku mengerti,” jawab Erika dengan lesu.

Saya jadi ingat tentang cerita waktu Kyouya mengajari Erika belajar untuk menghadapi ujian perbaikan nilai, apa teman-teman sudah tau ceritanya? Ceritanya seru teman-teman, ini terjadi disaat mereka belum menjadi kekasih sungguhan, alias masih kekasih bohongan. Bagi teman-teman yang belum tau, silahkan baca cerita selengkapnya di chapter 8.

Setelah mencapai setengah perjalanan pulang, Erika dan Kyouya bertemu  dengan Ibu Erika yang akan pergi belanja. “Ma, apa mama pulang dari belanja? Cepat sekali,” “Oh Erika, iya benar karena hari ini ramai jadi mama lebih cepat saja.” Selanjutnya ibu Erikap membungkuk  untuk menyapa Kyouya, calon menantunya itu, “Selamat sore Sata-kun, terimakasih ya karena sudah selalu menjaga Erika,” Kyouyapun langsung membungkuk hormat untuk membalas sapaan dari calon mertuanya, “Sore juga tante.. Sudah lama juga ya tante sejak hari natal itu, aku minta maaf karena waktu itu terburu-buru jadi tidak sempat memperkenalkan diri dengan baik.”

Haha saya lucu liat ekspresi  Erika saat memandang Ibu dan kekasihnya bertegur sapa, “Ah itu tak masalah, jadi apa Sata-kun tidak mau main ke rumah dulu? Inikan sudah dekat,” ajak ibunya Erika. Kyouya menolak dengan halus ajakan itu dan menjelaskan ujian sudah dekat, tapi ibu Kyouya sedikit memaksa katanya masih ingin mengobrol dengan Kyouya, ibunya menjelaskan kalau dirumah mereka juga saat ini ada tamu, jadi ibunya sudah menyediakan teh yang enak untuk mereka, kira-kira siapakah tamu itu? "Ayolah Kyouya-kun, ibuku masih ingin mengobrol denganmukan? Itu artinya ibuku ingin belih mengenalmu, iyakan ma?" ucap Erika memberi kode pada ibunya sendiri, Erika memaksa Kyouya untuk ikut bertamu ke rumahnya, Kyouyapun sudah tidak bisa menolak lagi.

Tamu yang ada dirumah Erika saat ini adalah Rena-chan sepupunya Erika yang duduk dibangku kelas 3 SMP, dulu mereka sering bermain bersama tapi semenjak keluarga Erika pindah mereka sudah tidak pernah bertemu lagi. Setelah sampai dirumah merekapun bertemu dengan Rena.

Rena terkejut melihat Kyouya, Erikapun lansung memperkenalkan, “Ini Kyouya-kun! Dia pacarku!” “Halo..” sapa Kyoya sambil tersenyum ramah pada Rena.

“Erika-chan kau punya pacar?” tanya Rena terkejut seolah tak percaya, “Ya itu benar, terimakasih kepadanya karena akhirnya aku bisa bergabung dengan kelompok yang sangat puas oleh kehidupan mereka.” Kelompok yang dimaksud Erika adalah temannya sekelas, yaitu Marin dan Teduka. Rena tak mau kalah, “Aku juga punya pacar!” “Eh! Apa benar?” Erika sangat terkejut, “Tentu! Jadi sangat anehkan kalau kau tidak punya pacar diwaktu seusiaku dulu!” sindir Rena yang langsung membuat Erika diam membatu. “Aku sudah bertemu dengan Erika-chan jadi aku akan pulang sekarang juga,” Erika menahannya karena mereka baru sebentar bertemu tapi Rena dengan sombong mengatakan, “Maaf, tapi aku sibuk, aku harus pergi kencan setelah ini” Kyouyapun berkata dengan pelan pada Erika, “Dia anak nakal yang lancang, huh.” Erika masih terdiam menyaksikan Rena pergi keluar dari rumahnya, dia benar-benar tidak menyangka anak SMP jaman sekarang baginya ini begitu mengerikan.

Dirumah Erika tampak Kyouya, Erika dan ibunya tengah berbincang-bincang, ibunya khawatir dengan keadaan Rena karena ujian kelulusan SMP akan segera dilaksanakan, ibunya mengatakan, “Rena berencana untuk masuk SMA disekolah yang sama dengan kalian,” mendengar itu Erika sangat bahagia, tapi ibunya  masih mengkhawatirkan apakah Rena bisa lulus disana atau tidak mengingat penyeleksian untuk masuk sekolah mereka juga sangat ketat. Ibunya menyarankan agar Erika bisa mengajari Rena untuk belajar, tentu saja langsung ditolak oleh Erika, ”Mama, aku tidak bisa melakukan itu, bagaimana kalau Kyouya-kun saja? Dia sangat pintar mengajari orang lain, bahkan dia sempat mengajariku saat ujian susulan waktu itu” ucap Erika tanpa sadar, “Ujian susulan? Kau ikut ujian susulan?!! Kapan itu terjadi?!!” ibu Erika tampak terkejut, namun sebelum itu berlanjut Kyouya langsung menolak tawarannya dan mengingatkan kalau mereka berdua juga harus belajar untuk ujian Mid Semester yang akan dilaksakan. Erika terus memohon, "Tolonglah Kyouya-kun, ini demi masa depan sepupuku, menghadapi ujian Mid itu bukan hal yang susah untukmukan?"  Kyouyapun tidak bisa menolak lagi, akhirnya sudah diputuskan, Kyouya akan mengajari Rena. Sebelum Kyouya pulang Erika berkata pada Kyouya, “Tentang mengajari Rena-chan ini pasti akan meyusahkan, kami hanya bisa mengandalkanmu,” “Tidak apa, ini hanya menghadapi anak kecil, iyakan? Lagi pula untuk minggu ini aku tidak sibuk, untuk masalah kerjaan aku bisa cuti sebentar, jadi tak masalah juga” jawab Kyouya pada Erika, Erika tersenyum melihat kepergian kekasihnya itu, dia sangat menyukai kepribadian Kyouya yang peduli dengan orang lain, "Aku sangant menyukai kau yang seperti itu, Kyouya-kun," gumamnya dalam hati.

Keesokan harinya, Rena tampak terkejut atas keputusan ini, dia mengatakan tak butuh bimbingan belajar dan tidak terima karena Erika memutuskan ini secara sepihak, belum sempat Rena protes lebih banyak, Kyouya memberi peringatan pada Rena dengan wajah horornya, “Nak, jangan protes lagi, patuhi saja semua aturanku, kalau kau tidak menyusahkanku, itu lebih baik untuk dirimu sendiri.” “Aku bukan anak kecil! Terus juga kenapa sikapmu jadi sangat berbeda dengan yang kemarin?” Rena tampak terkejut sudah melihat sisi lain dari kepribadian Kyouya. 

Proses belajarpun dimulai, Erika tak henti-hentinya menggoda Kyouya dengan memanggilnya guru, Erika terus saja menggoda hingga membuat Rena marah karena terlalu berisik, selanjutnya Kyouyapun melihat jawaban dari kertas Rena, “Ada apa ini? Walaupun kau terlihat diam saja dari tadi tapi ini tidak ada perkembangan sama sekali, bukankah sudah kukatan kau boleh bertanya jika belum mengerti” Renapun menjawab, “Aku tidak mau berhutang oleh orang seperti kau ini” dengan santai Kyouya berkata pada Rena, “Kenapa anak-anak seperti kau ini mencoba bertindak dingin sebelum kau tumbuh dewasa, ha? Sejak aku sudah disini, kau sudah berhutang padaku” Rena berteriak tak terima, “Berhenti memanggilku anak-anak!! Itulah sebabnya aku katakan aku tak butuh bantuanmu!!” Erika mencoba untuk menenangkan mereka berdua, proses belajarpun dimulai lagi.

HP Rena tak henti-hentinya berbunyi, Erika menyuruh Rena untuk mengangkatnya atau membalas sms yang dari tadi masuk terus, tapi Rena tak peduli, “Aku tak perlu membalasnya, palingan itu sms dari pacarku jadi tak ada gunanya kalau dibalas,” “Tak masalahkan, walaupun itu tak berguna! Kalau aku sih senang-senang saja smsan dengan pacarku!” jawab Erika dengan wajah ceria, “Ah kau ini memang tidak keren, itu karena Erika begitu sangat tertarik melakukannyakan?” “Oh iya Rena-chan mana photo pacarmu? Dia seperti apa? Aku ingin lihat!” pinta Erika pada Rena, tapi Rena tetap tidak mau menunjukannya. Disela-sela percakapan mereka Kyouya berkata, “Ini waktunya kalian berhenti mengobrol, akan sangat buruk kalau kita datang kesini tapi semua jadi sia-sia” Renapun membalas, “Jangan mencoba bersikap sombong, kau bodoh!” “Baiklah…jadi..bagaimana dengan orang seperti kau? Yang berada dijurang berbahaya dan tidak diterima di SMA karena kau adalah orang yang super bodoh saat belajar?” Kyouya berkata dengan tenang sambil tersenyum, Rena yang mendengar langsung diam tak bisa membalas. Waktu belajarpun selesai Rena mengantar mereka keluar dari rumahnya, "Sampai jumpa Erika-chan!" ucapnya dengan wajah yang ceria, tapi  begitu dia melihat ke arah Kyouya dia langsung memalingkan wajah dan tak mau melihatnya.

Erika memohon maaf atas tindakan Rena yang sungguh susah untuk diatur tapi Kyouya merasa ini tidak masalah ini hanya menghadapi anak kecil saja, Erika memberi saran pada Kyouya untuk lebih lembut menghadapinya terlebih lagi dia masih SMP, Kyouya tidak setuju akan hal itu dia ingin lebih mendisiplinkan Rena dengan caranya sendiri, Erika terus memohon, "Tolonglah Kyouya-kun, jangan terlalu keras mengajarinya, justru karena dia masih anak-anak seharusnya kau bisa lebih memberinya toleransikan?" Yah bagaimanapun Kyouya akhirnya luluh juga dengan rengekan kekasihnya sendiri, diapun berkata, “Baiklah kalau emmang itu maumu..Aku akan melakukan yang terbaik.” Erika senang dan langsung memeluk Kyouya dengan girang, "Terimakasih Kyouya-kun!" Kyouya hanya membiarkan dirinya dipeluk sambil berkata, “Iya, iya..”

Keesokan harinya disekolah Erika ditelepon oleh Rena dan mengatakan kalau dia sedang demam dan tidak perlu belajar dulu, saat Erika menyampaikan pada Kyouya, Kyouya tak percaya, "Dian hanya berpura-pura sakit,"  Erika mengatkan, “Tidak, sepertinya dia memang sakit, aku bisa tau dari suaranya.”

Saat sudah waktunya pulang sekolah tepatnya ketika sudah dirumah, Kyouya merasa lapar dan dia berniat untuk mencari makanan diluar, diperjalannan menuju mini market dia melihat Rena bersama seorang anak laki-laki, “Anak nakal itu, ternyata memang bohong dia tidak sedang sakit” ucapnya dalam hati.

Kyouya tak peduli terus dilewatinya saja seolah tak kenal, sepertinya Rena sedang bertengkar dengan anak laki-laki itu, Rena ingin putus tapi terlihat sekali anak laki-laki itu tidak terima dan terus saja memohon padanya, Rena tetap saja tidak peduli dan menolak sambil berteriak hingga membuat  mereka berdua heboh menjadi tontonan bagi orang lain yang lewat. Anak laki-laki itu terus memaksa pada Rena hingga tarik-tarikapun terjadi dan membuat Rena terjatuh, saat itulah Kyouyapun menoleh, sebenarnya dia masih tidak ingin ikut campur tapi Kyouya teringat pada Erika, bagaimanapun anak bandel ini adalah sepupu dari kekasihnya sendiri.

Mengingat itu Kyouyapun ikut campur dia memisahkan anak laki-laki itu dari Rena dan menyuruhnya pergi, “Siapa kau? Ini bukan urusanmukan?” tanya anak itu pada Kyouya, “Aku gurunya,” akhirnya Renapun berkata pada anak laki-laki itu, “ Hei Yokami..aku tidak marah tapi mari kita bicaran lain waktu saja” anak laki-laki itupun pergi. 

Kyouya menyuruh Rena pulang, saat Kyouya mau meninggalkan Rena, “Tunggu sebentar, aku tidak bisa berdiri” kata Rena seperti hampir menangis, akhirnya Kyouya mengantar Rena pulang menggunakan taksi.

Saat berada di taksi Kyouya bertanya pada Rena, “Apa dia  itu pacarmu? Jadi dia yang suka mengirim sms ya?” Rena masih tidak mau menjawab. Kyouya mengatakan, "Aku kasihan kepada anak itu, dia dilihat oleh orang lain seolah sebagai pengganggu saja, kenapa kau berpacaaran dengan anak itu padahal kau tak menyukainya?" "Itu bukan urusanmukan?" Rena tetap saja tidak mau menjawab, sampai akhirnya Kyouya berkata, “Hmm..baiklah aku akan menebak alasannya, semua temamu sudah memiliki pacar kecuali kau sendiri, atau kau tidak suka dijauhi oleh orang-orang, atau kau ingin tampil beda denga orang lain, atau juga karena tidak ada anak laki-laki yang mau menjadikanmu pacar mereka karena itulah kau menerima dia, apa aku salah menebak?” Rena terkejut wajahnya memerah, Kyouya menertawakanya sambil berkata, “Dari wajahmu seolah-olah kau bertanya kenapa aku bisa taukan? Orang seperti kau ini ada dimana-mana.” Sambil menunduk Rena akhirnya membalas perkataan Kyouya, ”Aku tidak butuh pidatomu,” “Aku sedang tidak berpidato,” “Apa kau tidak sadar dirimu itu siapa?” kata Rena, “Ya, aku ini bukan orang tuamu dan tidak berhak berkata apapun padamukan?” kata Kyouya menyudahi pembicaraan mereka, “Memang sebaiknya aku tak perlu memperhatikannya, terserah sajalah” gumam Kyouya dalam hati. Rena tampak berpikir sendiri, akhirnya diapun meminta pendapat dari Kyouya, “Jadi bagaimana selanjutnya? Apakah aku lebih baik putus saja? Apa dia tidak terluka?” tanya Rena, “Itu sudah pasti dia terluka, kau tidak perlu khawatir tentang itu, kalian berdua akan saling mengerti,” “Ehh.. maksudnya apa?” tanya Rena lagi tak mengerti. ”Setengah perasaanmu akan ada untuknya, jadi jangan khawatir” jelas Kyouya.

Saya merasa ini pengalaman dirinya sendiri dan Erika, pada akhirnya sepenuh hati Kyouya jadi untuk Erika, iyakan?

Akhirnya Kyouya dan Rena turun dari taksi. Sampai mereka didepan rumah Rena, Rena tampak gelisah dan Kyouyapun bertanya ada apa, “Aku hanya berpikir apa yang harus aku katakan padanya kalau aku tidak berpikir dengan tepat akan membuat aku seolah-olah menjadi korban, aku sudah melihat gadis seperti itu sangat Banyak dicerita komik dan drama, aku sangat membenci yang sperti itu,” Kyouya terdiam sejenak mendengar penjelasan dari Rena dan kemudian mengelus kepala Rena sambil berkata, “Walaupun aku pikir kau hanyalah anak kecil, tapi ternyata kau itu mengejutkan sekali, kau lebih dewasa dari orang lain.” Rena terpana oleh sikap Kyouya yang seperti itu.

Tak lama kemudian Renapun tersadar dan berkata, “Jangan mengelus kepalaku!” kata Rena dengan nada jengkel. Akhirnya Kyouyapun pulang. Rena melihat kepergian Kyouya dengan wajah yang sulit diartikan.

Tidak beberapa lama setelah Rena masuk ke kamar, Erika menelepon pada Rena untuk menanyakan kabar Rena apakah sudah sehat-sehat saja. Rena menjawab, "Aku sudah baik-baik saja sekarang, terimakasih,” “Oh sungguh? Jadi besok kita bisa belajar bersama Kyouya-kun? Iyakan?” “Erika-chan..hari ini…” Renapun tak jadi melanjutkan kalimatnya, “..tidak, tidak apa-apa, selamat malam,” tuutt ttuuutt...panggilan langsung terputus. Erika tampak bingung dengan Rena yang kelihatan berbeda, "Rena-chan?" gumamnya dalam hati.

Sedangkan dirumahnya, Rena tampak terus saja memegang rambutnya pas pada tempat saat Kyouya mengelus kepalanya. Ada apa dengan Rena?

BERSAMBUNG.

Chapter selanjutnya >>

<< Chapter sebelumnya