Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 12
http://mangadove.blogspot.com/2015/03/ookami-shoujo-to-kuro-ouji-wolf-girl_20.html?m=0
Pada
chapter ini menceritakan tentang kencan pertama Erika dan Kyouya teman-teman,
cerita ini juga terdapat dalam anime. Bagaimana kencan pertama mereka? Apakah
seindah yang dikhayalkan Erika selama ini? Bagi yang belum tau ceritanya
silahkan baca manga versi teks bahasa Indonesia yang telah saya sediakan
dibawah ini.
(Sumber
gambar: http://manhua.fzdm.com/)
Disekolah tampak Erika berjalan beriringan bersama Kyouya,
Erika tak henti-hentinya tersenyum girang setelah kejadian tadi malam yang
dialaminya. Penantian lamanya akhirnya terwujud, “Ini tidak bohongkan? Ini
tidak apa-apa untukku menjadi pacarnya Kyouya-kun, iyakan? Benar?” Kyouya yang
dari tadi diam saja akhirnya, “Kau berisik sekali!” ucapnya pada Erika. “Kau
juga begitu! Tunggu sebentar! Perasaan kita akhirnya sama, jadi perlakuan buruk
seperti apa ini?! Ini sama percis seperti diawal dulu. Kau juga tetap sama
saja” protes Erika mendengar Kyouya seperti itu. Kyouya tak ambil pusing dia
berkata lagi, “Apa kau itu radio rusak ya?” Erika dengan wajah berbinar-binar
menjawab pertanyaan Kyouya, ”Itu karena bagaimanapun aku masih belum
mempercayai ini, walaupun aku tau ini adalah kenyataan.” Kyouya menanggapi
Erika, “Baiklah jika kau ingin aku menjadi seperti pembohong jadi aku akan
hidup seperti yang kau harapkan itu.” Erika langsung membantah, “ Tidak! Tidak!
Aku tidak berkata kalau kau sedang berbohongkan?! Apa boleh buat aku tidak bisa
berhenti memikirkannya, huh ini bukan mimpikan? Aku selalu berpikir kalau aku
bisa berbagi kasih dengan orang yang aku cintai. Apakah hal yang seperti itu
terdengar mustahil? ini sungguh hal yang tak terduga “Berhentilah kau berbicara
tentang ‘saling mencintai’, itu membuatku merinding.” Kyouya tampak geli
mendengar semua yang dikatakan Erika.
Sementara itu Marin dan Teduka tampak heran dan langsung
menghampiri mereka berdua, “Kenapa kalian berdua bersama? Bukankah kalian
berdua sudah putus?” tanya Marin. Erika tampak kesusahan menanggapi pertanyaan
temannya itu, melihat itu Kyouyapun berinisiatif menjawab, “Maaf sudah membuat
kalian khawatir, baiklah.. kami hanya bertengkar kecil saja dan sekarang kami
pacaran lagi.”
Teduka dan Marin terdiam dan mencerna apa yang dikatakan kyouya,
“Ada apa itu? Pada akhirnya, ini hanya pertengkaran cinta?” ucap Teduka, Marinpun
bertanya lagi, “Eehh.. jadi bagaimana dengan Kusakabe? Apa yang terjadi
dengannya?” kali ini Erika yang menjawab, “Kalau masalah Kusakabe-kun, kupikir
dia akan baik-baik saja. Dia memberi kami ucapan selamat.” Selanjutnya Teduka
dan Marinpun ingin tau sebenarnya ada masalah apa, tapi Erika tidak
menceritakannya dengan alasan, “Ini adalah cerita yang panjang, mungkin lain
kali saja.”
Setelah Teduka dan Marin pergi Erika bertanya pada kyouya, “Apa
Kyouya-kun ada waktu bebas minggu depan?” “Kenapa?” tanya Kyouya kembali, “Haruskah
kita keluar dan bermain? Hanya kita berdua saja! Kencan pertama kita!” Erika
bertanya dengan wajah yang gembira. “Baiklah, aku tidak ada rencana apapun.”
Kyouya menerima ajakan Erika.
Keesokan harinya seperti yang sudah direncanakanpun mereka
bertemu, tampak Erika sudah duluan tiba, “Yoo.. sejak kapan sudah disini?”
tanya Kyouya, “Beberapa menit yang lalu” jawab Erika, Kyouya melanjutkan, “Apa
aku harus memujimu karena sudah menungguku disini? Jadi apa yang akan kita lakukan
hari ini? Ku pikir tidak banyakan.” Erikapun menjelaskan dengan antusias
rencana yang sudah disusunnya, “Ya, ya! Aku sudah sangat memikirkan rencanaya! Kita
akan pergi melihat-lihat bunga sakura yang bermekaran,” “Ha? Melihat-lihat
bunga sakura?” Erikapun melanjutkan, “Ya saat ini waktunya bunga sakura
benar-benar mekar! Jadi selama musimnya ada banyak tempat yang bisa kita
kunjungi, ayo kita pergi!” “Aku menolak” jawab Kyouya yang membuat Erika
langsung terkejut, “Kenapa?” tanya Erika, Kyouya mengungkapkan alasannya, “Inikan
musim terbatas jadi tempat itu pasti sangat ramai dikunjungikan? Ini musim semi
jadi semua tempat pasti ramai.” Erika masih tak terima alasan Kyouya, “Itu
bukan masalahkan? Kita hanya bisa melakukannya sekarang, iyakan?” Kyouya masih
tetap menolak, “Aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk hal yang tidak aku
sukai. Ayo kita pulang saja dan nonton DVD dirumah.” Erika semakin memaksa
Kyouya, “Itukan normal untuk kencan pertama!” Kyouya berkata, “Seharusnya tidak
masalahkan kita mau melakukan apapun. Apa yang kau masalahkan?” Erika masih
teguh dengan rencanaya, “Tunggu dulu! Bisa kita selesaikan disini dan sekarang
juga, supaya adil kita suit ya?”
Akhirnya mereka berduapun berjalan-jalan melihat bunga sakura
seperti yang diinginkan Erika, dia tampak semangat dan antusia benar-benar
menunjukan dia sangat senang, “Ini indahkan?” tanyanya pada Kyouya, “Apa sih yang
menarik dari melihat-lihat bunga?” ucap Kyouya terlihat tidak sependapat dengan
Erika, “Kau sudah kalah, jadi ikuti saja ya!” ucap Erika yang sudah menang dari
suit yang mereka lakukan, Erika berkata lagi, “akhirnya kita pergi berkencan
jadi bersenang-senanglah!” “Seperti ini disebut ‘kencan’, menjengkelkan” Kyouya
tampak jengkel.
Mereka terus berjalan-jalan mengelilingi tempat itu, Erika
berkata dalam hati, “Seperti yang diharapkan sangat banyak yang
berpasangan-pasangan, kami juga pasangan, tapi..” Erika melihat pasangan lain
yang semua bergandengan tangan, “aku juga ingin memegang tangannya” lajutnya
lagi berkata dalam hati. Erika mendekati Kyouya dan mencoba untuk menggapai
tangan Kyouya, tapi sebelum Erika sempat Kyouya sudah memasukan tangannya
kedalam saku jaketnya, Erikapun terkejut dan kesal.
“Tidak! waktunya tidak tepat!” gerutunya dalam hati. Ternyata
Kyouya tau apa yang diinginkan Erika diapun berkata, “Aku katakan ini
sebelumnya.. Aku tidak mau bergandengan tangan denganmu.” Erika terkejut, “Apa?!!
Kau tidak mau bergandengan tangan denganku?” Kyouya menjelaskan, “Aku tidak
suka melakukan hal yang tak berguna seperti melengket dan dilihat orang lain,
terutama saat kita ditempat umum” “Tapi semua orang melakukannya, kau tidak
perlu ragu juga melakukannya” bantah Erika, “Bukan itu masalahnya” ucap Kyouya
singkat, Erika berkata lagi sambil tertawa, “Baiklah, ayo kita suit lagi…”
Kyouya menjawab, “Suit itu berlaku sekali saja untuk sehari itu peraturan yang
sudah ditetapkan.”
Tak lama dari mereka berjalan-jalan Erika dan Kyouya
melintasi sebuah tempat yang disana
terdapat orang berjualan lukisan, “Lihat, lihat! Ada lukisan!” ucap Erika
sambil mendatangi dan melihat-lihat lukisannya, “luar biasa! Ini baguskan! Ini
imut sekali” tambahnya lagi, sedangakan Kyouya hanya menanggapi singkat, “Yaa..
begitulah.” Penjual lukisan itu bertanya pada Erika, “Apa yang dibelakang itu
pacarmu? Dia tampan ya?” “Eh? Iya, hahaha” jawab Erika tertawa senang, “Apa
kalian sedang kencan hari ini?” tanya penjual lukisan itu lagi, “Benar, ini
kencan pertama kami” jelas Erika. Penjual lukisan itupun menawarkan diri, “Banyak
pasangan yang datang kesini memintaku untuk melukis mereka loh.. Kalau kau mau
juga, kau bisa menambahkan kalimat yang kau suka. Kenapa tidak buat saja satu
untuk merayakan kencan bertamamu?” Erika tampak sangat tertarik dengan tawaran itu,
“Wah itu bagus sekali! Aku mau menggantungnya dikamar! Ini akan menjadi kenang-kenanganan
yang indah! Hei Kyouya-kun! Ayo kita pesan lukisannya!” ”Aku tidak mau” Kyouya
menolak dan menjauh dari tempat itu, Erika menyusulnya diapun berkomentar
tentang sikap Kyouya, “Susah sekali ya untukmu, walaupun ini akan menjadi
kenangan indah hari ini” “Aku tidak butuh hal-hal yang seperti itu. Jangan lagi
membicarakan ‘kenangan-kenangan’ disetiap kalimatmu. Itu sangat menjengkelkan”
balas Kyouya, sedangkan Erika yang mendengar itu tampak cemberut dan dongkol. “Baiklah
tapi setidaknya ayo photo bersama dibawah pohon sakura!” ajak Erika, diapun
meminta bantuan orang lain untuk mengambil photo mereka berdua, “permisi!
Bisakah bantu aku untuk mengambil photo kami?” Kyouya langsung menyeret Erika
menjauh dari orang itu sambil berkata, “Baiklah kau tidak perlu meminta bantuan
orang lain. Aku akan mengambil photonya untukmu.” Clik Kyouya mengambil Photo
Erika yang bediri dibawah pohon sakura sendiri, “Ini udah cukupkan?” diapun
langsung melempar kamera digital itu pada Erika dan berjalan duluan.
Erika memperhatian kepergian Kyouya dengan wajah jengkel, dia
menggerutu dalam hati, “Bagaimanapun..Ini berbeda. Kencan ini berbeda dari apa yang
aku bayangkan.” Melihat Erika yang masih diam tak beranjak juga Kyouya
bertanya, “Kenapa kau masih berdiri disana dan menjauh? Jangan buat aku tambah jengkel
lagi.” Erika berjalan dan masih saja cemberut sambil menggeru dalam hati lagi,
“Aku ragu kenapa..Ini sama sekali tidak berbeda dari sebelumnya, padahal aku
sudah pacaran dengan Kyouya-kun, inilah alasan kenapa aku tidak pernah tau
tentang perasaannya. Aku ingin bersamanya, bisa lebih dekat dengannya.” “Ini
waktunya kita pulang” kata Kyouya pada Erika, “Eehh! Tidak! Kita belum
melakukan apapun dari tadi!” Erika langsung protes. “Bukankah kita sudah cukup
melihat-lihat semua bunga sakura yang ada disinikan? Yang lebih penting tempat
ini sungguh membuatku tak nyaman” jelas Kyouya. Erika langsung menarik tangan
Kyouya dan membawanya ketempat perahu sewaan, “Tunggu..Ikut denganku sebentar! Setidaknya,
kita naik ini dulu sebelum kita pulang! Disini
dikatakan, ditengah-tengah danau dikelilingi bunga sakura, itu sangat indah,
aku ingin sekali naik perahunya” ajak Erika sebelum Kyouya menolak lagi dia
dimelanjutkan kalimatnya, “Tolong! Aku mohon dengan seluruh hidupku!” Wajah Kyouya
sudah tampak menahan emosi diapun berkata, “Tidak mungkin, kalau memang ingin
sekali, pergilah sendiri” tolak Kyouya sambil meninggalkan Erika.
Kesabaran Erika sudah habis dia melempar Kyouya dengan
tasnya, “Walaupun dari tadi aku selalu memohon kepadaku kau selalu saja ‘tidak’
untuk semuanya. Bukankah kau sangat egois?” Kyouya membalas berkataan Erika,
“Memangnya aku peduli? Kau hanya memutuskan rencana sesukamu saja, kenapa aku
harus menurutimu?” Erika tak terima dikatai seperti itu, “Aku tidak pernah
memintamu untuk menurutiku atau apapun! Aku memohon kepadamu! Walaupun kau
sangat membencinya bukankah tidak masalah kau melakukannya sedikit saja? Kau
kan kekasihku. Ini benar-benar sama saja seperti sebelumnya, iyakan? Walaupun
akhirnya kita jadi pasangan yang sebenarnya..” Kyouya membalas tak mau kalah, “Jadi,
apa itu artinya kita harus bersikap dan melakukan hal yang memalukan seperti
itu disini? Kewajiban seperti itu benar-benar menggelikan dan bodoh!” Erika
membantah, “Aku tidak pernah mengatakan itu kewajiban! Apakah sangat aneh
melakukannya bersama, bermain bersama, dan membuat kenangan manis bersama? Aku
pikir itu semua hal yang biasa, hal yang normal!! Kalau kau pikir itu sebagai
kewajiban maka yang aneh itu adalah kau!” Kyouya membalas berkataan Erika, “Jadi..
Kau menganggap kalau kita tidak melakukan hal-hal yang istimewa bersama itu
sia-sia? Iyakan? Baiklah, kau sendirikan tadi yang mengatakan ini tidak berbeda
dari yang sebelumnya? Pada akhirnya, kau hanya ingin bermain pacar-pacaran
saja. Kalau memang seperti itu akan baik-baik saja walaupun kau itu tidak
bersamaku, iyakan?” Erika tidak bisa menjawab lagi, diapun mengambil kembali
tas yang dilemparnya tadi sambil berkata, “Sudah cukup, aku akan naik perahu
sendiri,” “Oh, ya sudah.” Erika pergi sendiri menuju perahu dan menaikinya
sedangkan Kyouya pergi mencari tempat duduk untuk menunggu Erika.
Ditengah-tengah danau tampak Erika mendayung perahunya
sendiri, wajahnya terlihat sedih, diapun berkata dalam hati, “Kyouya-kun, kau
bodoh! Kau benar-benar tidak mengerti perasaan perempuan, kalau dia memang
pacarku seharusnya dia bisa sedikit menghubungkan perasaanku dengannya,” Erika
melihat sekeliling danau yang dipenuhi pohon bunga sakura yang bermekaran nan
indah, “luar biasa sekali, ini semua sesuatu yang ditontonkan untuk memanjakan
semua pasangan yang ada disini. Dia benar-benar bodoh, dia sangat keras kepala
dan sengaja meninggalkan pemandangan yang indah seperti ini,” Erika masih saja
menggerutu sampai akhirnya sepertinya dia menyadari sesuatu, “Kenapa selalu
menjadi seperti ini? Walaupun aku tidak ingin bertengkar dengannya.. Aku masih
meributkan hal-hal yang kecil, sepertinya aku terlalu memaksa, iyakan? Walaupun
aku tau dia tak menyukainya..”
Diapun teringat lagi perkataan Kyouya, “Kau
menganggap kalau kita tidak melakukan hal-hal yang istimewa bersama itu
sia-sia? Iyakan?” Erika terus berpikir, “Aku pikir dia benar, aku khawatir sepertinya
aku terlalu rakus, terlalu memaksa, ini terlihat seperti tidak masalah bagiku
walaupun tidak berasama Kyouya-kun.”
Sedangkan ditempat lain Kyouya sendang duduk bersebelahan
dengan sepasang kekasih yang sedang bermesraan, si cewek meminta kekasihnya
untuk menciumnya saat itu juga, tampak sekali si cowok itu berat, “Hei.. apa
ini tidak apa-apa?! Apa kau gila? Banyak orang disekitar sini..” “Tidak
apa-apa. Tidak ada yang melihat kok! Cukup keningku saja ya” si cowok masih
menolak, “Aku bilang tidak, ini memalukan” “Hanya sebentar saja, ya?” cewek itu
terus memaksa sampai akhirnya si cowok mengalah dan mencium keningnya.
“Ahh…!!
Kau benar-benar melakukannya” ucap si cewek dengan wajah yang gembira, “Kau
tadi yang mintakan?” jawab si cowok, merekapun tertawa bersama-sama mengingat
apa yang barusan mereka lakukan. Sedangkan Kyouya langsung pergi dari tempat
itu, “Bodoh sekali,” tapi sebelum langkahnya semakin menjauh dia kembali
melihat pasangan itu yang bersama-sama tertawa bahagia, “Walaupun tadinya dia
ragu-ragu, dia tidak memasang wajah yang jengkel walaupun ku pikir tadi akan begitu”
ucap Kyouya dalam hati sambil terus memperhatikan si cowok yang ikut tertawa
karena melihat kekasihnya bahagia.
Kyouya masih berdiri memperhatikan pasangan
itu sampai akhirnya Hpnya berbunyi dapat panggilan dari Erika, “Kyouya-kun,
dimana kau sekarang?” tanya Erika dari seberang sana, “Apa kau sudah siap? Tunggu
disitu, aku akan kesana sekarang,” ucap Kyouya mematikan Hpnya dan langsung
menuju ke tempat Erika. Sesampainya ditempat Erika, “Apa kau sudah puas
sekarang?” “Ya.. Baiklah, ya..” jawab Erika canggung. Diapun terus menunduk,
Kyouyapun hanya diam sambil memandangi wajah Erika.
Akhirnya Erika memecahkan suasa canggung diantara mereka, “Aku..
Aku bawa beberapa takoyaki dari salah
satu kios itu. Apa mau makan bersama?” Kyouya masih diam, Erikapun melanjutkan,
“baiklah, aku pikir kau tak terlalu lapar..” akhirnya Kyouya menerima tawaran
Erika, mereka makan bersama disuatu tempat. Sambil makan Erika bercerita, “Hanya
aku yang naik perahu sendirian, aku tidak betah berlama-lama disana jadi ya aku
kembali saja, masih ada sisa 30 menit lagi. Orang lain banyak yang tidak sadar
mereka sudah beberapa kali mengelilinginya,” Kyouya menanggapi cerita Erika, “Ah..
begitu. Aku tidak melihat yang seperti itu” Erika langsung berkata, “Ahh.. tapi
itu tak apa-apa kok, lagi pula itu bukanlah masalah besar.” Merekapun
melanjutkan makan takoyaki bersama sampai akhirnya Erika berkata pada Kyouya
lagi, “Dikencan kita selanjutnya ayo kita nonton DVD yang Kyouya-kun minta,” “Bukannya
kau tidak suka?” tanya Kyouya, “Jangan katakan seperti itu, memang benar kalau
aku punya hal yang ku sukai sendiri tapi.. Kalau aku mau melakukan sesuatu yang
Kyouya-kun tidak mau, maka semuanya tidak akan menyenangkan. Aku pikir kenangan
seperti itu tidak dibutuhkan. Itulah sebabnya kau tak perlu memaksakan dirimu
lagi ya?” Kyouya yang mendengar penjelasan Erika berkata, “Kau cepat sekali
menyerah ya?” Erika tertawa sambil menjawab, “Mungkin ini termasuk bagian dari
sifat keras kepalaku. Disamping itu, hanya dengan makan takoyaki bersama saja
sudah sangat menyenangkan. Jadi selama aku besama Kyouya-kun apapun yang akan
kita lakukan tidak apa-apa.” Kyouya terus memandangi wajah Erika.
Diapun membalas
perkataan Erika, “Ya aku mengerti, aku juga seperti itu, jadi kau jangan berpikir kalau aku akan
baik-baik saja dengan orang lain selain kau,” Erika tersenyum mendengar
penjelasan Kyouya dia melanjutkan makannya dan berkata dalam hati, “Aku mungkin
terlalu terobsesi untuk terlihat seperti orang yang sedang pacaran, hanya
dengan aku menyukai Kyouya-kun..dan dia juga menyukaiku, itu saja sudah membuatku
bahagia, tak masalah apapun yang kita lakukan dan kemanapun kita pergi, selama
kami bersama maka itu akan baik-baik saja, itu akan tetap menyenangkan.”
Sedangkan Kyouya tiba-tiba saja membuka mulutnya pada Erika,
Erika tampak bingung, “Kyouya-kun? Apa yang kau lakukan? Mulutmu terbuka lebar,” “Aku memang sengaja
membuka mulutku!” jawab Kyouya dengan nada jengkel.
Erika masih tak mengerti, “Eh! Ha! Kenapa?” Akhirnya Kyouya menjelaskan, “Itu..”
sambil menunjuk takoyaki yang masih dipegang Erika diapun melanjutkan, “suapi
aku..”
Erika benar-benar terkejut dan berkata, “A-A-A-A.. apa boleh
melakukan seperti itu?!!” dia mencoba menolak. “Jangan menolakku!! Kalau kau
tak melakukannya aku benar-benar terlihat seperti orang bodoh!!” ucap Kyouya. “Tapi
kau membenci hal seperti itukan?” tanya Erika masih ragu-ragu, “Tentu saja aku
bencinya! Tapi kau menyukai hal yang seperti inikan? Kalau kau sudah mengeri
jadi cepat suapi aku sekarang juga!” perintah Kyouya, wajah Erika bersemu
merah, diapun berlahan mendekat untuk menyuapi Kyouya, “Baiklah.. Aku akan melakukannya..” Akhirnya Erikapun
selesai menyuapi Kyouya, wajahnya bersemu sedangkan Kyouya hanya diam dan terus
memandangi wajah kekasihnya itu.
“Melakukan hal yang seperti ini memang memalukan ya? Huh..”
ucap Erika akhirnya, “Seharusnya bukan kau yang mengatakan seperti itu, aku yang
lebih merasa malu dari pada kau” balas Kyouya acuh. Sedangkan Erika sudah tak
tahan untuk menyembunyikan kebahagiaannya dia tak henti-hentinya tersenyum, “Ini
buruk! Tapi akhirnya aku jadi sangat bahagia,” “Kenapa kau sangat bahagia melakukan
hal yang seperti itu?” tanya Kyouya sambil terus memandangi wajah Erika, “Eehhh!!
Tapi aku memang sangat bahagia!”
“Aku pergi sekarang, walaupun aku sudah menduga
ini sangat memalukan, ternyata ini memang benar-benar memalukan” ucap Kyouya
sambil berdiri dan mencoba melangkah, “Aku sudah tau itu!” jawab Erika, diapun
melanjutkan perkataannya, “tapi walaupun begitu kau tetap mau melakukannya
untukku! Aku sangat bahagia!”
Kyouya menoleh dan terus memperhatikan Erika sampai akhirnya dia
menyadari sesuatu, Kyouyapun berkata dengan pelan, “Saat ini.. walaupun hanya
sedikit, sepertinya aku bisa mengerti perasaan dua orang itu tadi.”
Ternyata
Erika bisa mendengar dan bertanya, “Eh? Apa maksudnya?” Kyouya tak menjawab dia
hanya berkata sambil tersenyum dan melangkah, “Tidak, tidak ada,” Erika ikut
berdiri dan mengejar Kyouya. Merekapun akhirnya pulang.