Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 11
http://mangadove.blogspot.com/2015/03/ookami-shoujo-to-kuro-ouji-wolf-girl_21.html?m=0
Setelah Erika benar-benar sudah bebas dari Kyouya diapun
semakin dekat saja dengan Kusakabe. Begitu juga dengan Kyouya, satu persatu
para gadis mencoba untuk mendekati pangeran sekolah itu, ada yang mencoba
memberinya cokelat dan pada chapter ini akan ditunjukan ada gadis yang berani
untuk langsung mengungkapkan perasaanya pada Kyouya, apakah Kyouya mulai
membuka hati untuk gadis lain? Bagaimana pula kelanjutan hubungan Erika dan
Kusakabe yang semakin dekat? Cerita ini ada dalam bagian anime Ookami Shoujo teman-teman,
tapi bagi yang belum tau ceritanya saya sudah menyediakan manga versi teks
bahasa Indonesia dibawah ini.
(Sumber
gambar: http://manhua.fzdm.com/)
Disuatu tempat bermain tampaklah San-chan dan Erika yang
sedang menikmati permainan. Erika sangat antusias dan begitu ceria saat ini, “San-chan,
lihat-lihat! Akhirnya aku mendapatkan ini!! Aku akan memotongnya setengah dan
membagimu, ok!” ucap Erikan sambil menunjukan cokelat super besar yang baru
saja dibelinya. San-chan menanggapinya dengan berkata, “Aku ucapkan ‘selamat’
karena sudah mengeluarkan uang 1.200 yen untuk itu! Tapi membeli itu sebenarnya
lebih murah kalau diluar daripada disini.” Erikapun langsung berkata lagi, “Kau
dengan cepat mengucapkan hal yang omong kosong, huh..Aku membeli impianku tau!
Aku tau itu tapi aku tak bisa menyerah dari tantanganku!” San-chan yang
mendengar penjelaan sahabatnya itupun berkata, “Baiklah, kalau Erika bicara itu
tak masalah maka itu tidak masalah
untukku.”
Erika masih lanjut bermain, “Ah! Hei! Ayo kita main drumnya! Hanya
untuk sekarang, ini hanya 100 yen per ronde.” San-chan tampak khawatir melihat
Erika yang girang tak seperti biasa, “Hey Erika, apa kau baik-baik saja?” Erika
bingung menanggapi pertanyaan San-chan, “Eh.. memangnya kenapa?” San-chan
melanjutkan bicaranya, “Tidak, kau hanya terlihat dari tadi terlalu tegang
sejak kita sampai disini dan sebenarnya aku benar-benar khawatir melihatmu. Sebenarnya
kau menyesalkan? Putus dengan Sata-kun? Apa kau masih perpura-pura menunjukan
dirimu baik-baik saja?” Erika menjawab apa yang dikatakan San-chan, “Aku ini
hanya seekor burung yang telah bebas dari sangkarnya! Aku sungguh menikmati
kebebasanku! Kau lihat, akhirnya orang itu melepaskanku dan aku tidak lagi
melanjutkan kebohonganku, tekanan besar yang ada padaku sudah hilang.”
Mendengar Erika berkata seperti itu San-chan hanya bisa menanggapi, “Walaupun
kau yang memintanya sendiri? Huh…” Erika melanjutkan lagi, “Akan benar-benar
senang sekarang! Jadi tidak ada bekas penyesalan sedikitpun. Aku akan memulai hidup
baru dengan cinta yang baru secepatnya.” “Aku pikir itu bagus asal kau tak memaksa
dirimu untuk menemukan cinta yang baru itu. Ya.. aku pikir dari pada melihatmu
tertekan, kau bersenang-senang sekarang jadi bagiku tak masalah” kata San-chan
pada Erika.
Tak lama kemudian Hp Erika berbunyi nada pesan masuk dan
bertulisan, “Dari Kusakabe-kun. Aku punya pertanyaan, diantara makanan jepang,
cina dan italia mana yang paling kau suka?” San-chan bertanya ada apa Erikapun
menjawab, “Kami akan keluar untuk bermain waktu ‘white day’ jadi Kusakabe-kun
merencanakan ini. ”Mendengar jawaban Erika langsung ditanggapi oleh San-chan, “Dengan
kata lain kau akan menemukan cinta barumu? Dengan Kusakabe-kun?” Erika gugup
menjawab pertanyaan San-chan, “I-Itu masih belum jelas sekarang..Kusakabe-kun
orang yang sangat baik dan dia sangat memikirkan tentangku juga.. menurutku akan
lebih baik kalau aku bisa jatuh cinta kepadanya suatu saat nanti. Kusakabe-kun
juga sudah mengatakan kalau dia akan menunggu dengar sabar jawabanku.” Mendengar
penjelasan Erika seperti itu San-chan bisa mengambil kesimpulan sendiri, diapun
berkata, “Kalian berdua masih bimbang ya tapi ku rasa keadaan seperti itu
sangat tidak menyenangkan. Sejak dia terus berharap untuk itu, dia akan
menunggu dengan waktu yang lama dan itu sangat menyakitkan, iyakan? Erika juga
pasti tau bagaimana rasanyakan? Selama kalian masih belum jelas, lebih baik kau
segera menentukan keputusanmu. Kusakabe-kun juga kasihan, kau taukan? Mengerti?”
Itulah yang dikatan San-chan. Erika sadar diapun berkata dalam hati, “Ini
seperti aku tidak peduli sama sekali terhadapnya, akulah yang paling jahat jika
seperti ini. Aku harus segera menentukan perasaanku.”
Keesokan harinya dikelas tampak Erika dan Kusakabe
mendiskusikan rencana mereka untuk acara “white day”. Kusakabe sudah
mempersiapkan beberapa rencana apa yang akan mereka lakukan pada saat itu
nanti.
Saat pelajaran Olahraga mereka berduapun keluar kelas bersama
menuju lapangan, diperjalan Erika melihat Kyouya bersama seorang gadis Erika
bertanya dalam hati, “Ada apa? Apa itu? Sepertinya itu pernyataan cinta? Tapi..
Tak masalah apapun yang terjadi bukan urusanku sama sekali!” Kusakabe menyadari
juga bagaimana perasaan Erika melihat Kyouya. Dia tampak murung tapi tiba-tiba
saja Erika sadar atas lamunannya, “Ayo cepat! Kita harus berlari kalau kita telat!”
Erika langsung mendorong tubuh Kusakabe, Erika terus berjalan dan melanjutkan
lamunnya lagi, “Aku penasaran kira-kira apa yang dijawabnya..” sampai diapun
tidak menyadari ada anak tangga dan terjatuh, lututnya lecet dan mengeluarkan
darah sedangkan Kusakabe tampak terkejut dan panik, “Shinohara-san!” teriak
Kusakabe sampai Kyouyapun bisa mendengar, Kyouya menoleh dan melihat Erika yang
terluka, “Apa kau baik-baik saja? Ayo cepat kita ke UKS!” Kusakabe langsung
membawa Erika ke ruang kesehatan.
Sesampainya di UKS, “Dokternya tidak disini ya?” tanya
Kusakabe melihat ruangan itu kosong, Erika menjawab, “Tidak apa-apa! Dirawat
seadanya saja” Kusakabe langsung protes, “Tidak boleh begitu! Kau butuh dokter
untuk segera menangani ini! Ini akan sangat menyusahkan kalau berbekas,
khususnya untuk seorang gadis, aku akan mencarinya dan memanggilnya kemari” ucap
Kusakabe sambil pergi mencari dokter. Sedangkan Erika menunggu diruangan UKS
sendirian.
Tak beberapa lama pintu UKS terbuka, Erika langsung menoleh,
tampak Kyouya yang berdiri disana dan langsung masuk menuju tempat obat-obatan.
Suasana canggung langsung dirasakan Erika, dia menggerutu dalam hati, “Kenapa
dia kesini? Apa dia sakit kepala? Kalau dia tidak segera pergi suasananya jadi
canggung sekali. Cepatlah dan segera pergi.” “Kenapa itu? Kakimu,” tanya Kyouya
tiba-tiba sambil memilih-milih obat, “A-aku tidak sadar kemana aku berjalan dan
tidak tau kalau ada anak tangga..” jawab Erika terbata-bata. Kyouya mengomentari,
“Seperti itulah kau, kau masih belum berubah. Kecantikan seorang gadis itu akan
berkurang kalau ada bekas lukanya, yah walaupun kau memang sudah jelek dari
awal.” “Berisik! Walaupun seperti itu masih ada kok yang mau bersamaku” Erika
membela dirinya sendiri. Kyouya berkata, “Cowok itu hanya orang yang tidak
memiliki cita-cita dan selalu lari dari masalah hidup” Erikapun membalas
berkataan Kyouya, “Walaupun begitu, aku akan menolak orang yang selalu
membanggakan diri dan merendahkan orang lain” “Siapa yang kau bicarakan?” tanya
Kyouya langsung. Erika tidak menjawab dia berkata dalam hati, “Kenapa dia bisa
berbica normal bergitu sih? Kami bertemu lagi seperti ini. Sebaliknya, dia
benar-benar tak pernah memikirkanku. Jadi tidak ada gunanya inikan?!” Kyouya
bertanya lagi pada Erika, “Jadi, bagaimana hubunganmu dengan si cowok lemah
itu?” “Lancar-lancar saja. Kami berdua baik-baik saja.” “Heh.. syukurlah..Apa
kalian berdua pacaran?” Erika tidak menjawab malah bertanya kembali pada
Kyouya, “Bagaimana dengan dirimu sendiri? Setelah aku tinggalkan pasti sangat
banyak yang bisa kau pilihkan?” Kyouya menjawab pertanyaan Erika, “Bukankan sudah
aku katakan sebelumnya, semua itu bagiku hanya menganggu saja. Aku tidak tertarik sedikitpun dengan mereka
semua.” Mendengar penjelasan Kyouya Erikapun berkomentar, “Haha, jadi percuma saja
ya, kalau memang bergitu seharusnya kau dilahirkan dengan penampilan yang
biasa-biasa saja. Baiklah, walaupun aku tetap menunggu, dokternya tidak datang
juga jadi aku pergi saja sekarang,” Erikapun hendak keluar untuk pergi tapi tiba-tiba
saja Kyouya dengan cepat langsung menahannya.
“Apa kau menyukainya?” Erika hanya berkata, “Itu bukan urusan
Kyouya-kun, iyakan?” Menanggapi Erika bicara seperti itu Kyouya langsung
mengambil kesimpulan, “Kalau kau tidak bisa menjawabku, itu berarti kau tak
menyukainya. Apa tidak masalah selalu bersamanya? Aku kasihan kepadanya, kau
tau.” Erikapun menjawab, “Itukan mungkin saja sekarang,” “Baiklah, jadi
bagaimana kedepannya? Apa kau yakin akan jatuh cinta padanya?” Kyouya bertanya
lagi, Erika langsung menjawab, “Aku
tidak tau, tapi..aku ingin jatuh cinta kepadanya, itu yang aku pikirkan. Sebenarnya
kita sudah saling tidak kenal lagikan? Kenapa kau mengikutiku kesini? Bukankah
lebih baik kau tinggalkan aku sendiri?! Kalau kau hanya ingin mengisi waktu,
masih banyak yang bisa kau lakukan, iyakan?” Kusakabe datang diapun langsung
berkata, “Shinohara-san maaf aku lama! Dokternya sedang rapat sekarang jadi
tunggulah sebentar lagi..” dia tak jadi melanjutkan kalimatnya melihat Kyouya
dan Erika yang sedang berdiri berdekatan seperti itu. Erika langsung jalan
menabrak tubuh Kyouya agar langsung menyingkir dan berkata “Kusakabe-kun, terimakasih
tapi ini bukanlah perkara besar jadi tidak apa-apa. Ayo kita pergi!” Kyouya
yang melihat Erika pergi hanya terdiam membisu.
“White day” telah tiba, Kusakabe dan Erika tampak lagi
bersenang-senang, mereka mengabiskan waktu seharian untuk bermain, berbagai
tempat mereka kunjungi, Sea World, Wahana bermain dan masih banyak lagi. Hingga
malampun tiba, ditempat lain tampak Takeru juga sedang berjalan-jalan dengan
teman sekolahnya, langkah kakinya berhenti, dia terkejut melihat Erika, “Ada
apa Takeru? Ayo cepat!” teman-teman Takeru memanggilnya untuk segera pergi
bersama. Sedangkan dirumah, Kyouya juga terlihat sangat tertekan, dia tak henti-hentinya
memikirkan Erika.
Tak lama kemudian Hp Kyouya berbunyi mendapatkan panggilan
dari Takeru. Ya, sahabatnya itu tentu saja tak bisa tinggal diam melihat Erika
bersama laki-laki lain.
Kyouya mengangkat Hpnya, “Oii! Apa saja sih yang kau
lakukan!!” teriak Takeru, “Kau keras sekali! Apa kau mau mencoba untuk menghancurkan
gendang telingaku?!” “Ah! Maaf! Tapi aku tidak peduli apa yang terjadi dengan
telingamu! Barusan di Mall bagian timur, aku lihat Erika-chan, tau?! Dia
bersama cowok lain!! Aku mau memanggilnya tapi aku sudah tidak melihatnya lagi.
Bagaimanapun, mereka terlihat sangat berbahagia sekali..” belum sempat Takeru
menjelaskan, Tutt….Kyouya sudah memutuskan panggilannya, wajah Kyouya terlihat
tegang mendengar apa yang baru disampaikan oleh sahabatnya itu.
Sementara itu Erika dan Kusakabe tampak sedang jalan beriringan,
“Apa kau senang hari ini?” tanya Kusakabe pada Erika, “Tentu saja! Ini untuk
pertama kalinya aku mengikuti ‘white day’” jawab Erika. Kusakabe melanjutkan
berkataannya, “Walaupun aku terus berpikir ini demi Shinohara-san tapi akulah yang
paling bersenang-senang disini. Terimakasih karena sudah tersenyum disampingku.”
Erika terus menatap Kusakabe, diapun tidak ingin menggantungkan hubungannya
seperti ini, akhirnya diapun berkata, “Kusakabe-kun, ada sesuatu yang penting
yang harus aku bicarakan denganmu,” Erika tampak ragu, dia terus terbayang
wajah Kyouya, akhirnya dia menundukan wajah dan melanjutkan bicaranya, “Maafkan
aku, seperti yang aku pikirkan aku tidak bisa membalas perasaan Kusakabe-kun. Pada
akhirnya..aku sama sekali tidak bisa menganggapnya sudah berakhir. Sepertinya
aku masih keras kepala terus saja mencintai orang itu, aku sangat ingin jatuh
cinta kepada Kusakabe-kun dan beralih untuk cinta yang baru tapi itu semua
hanyalah pelarianku dari cinta yang menyakitkan. Walaupun Kusakabe-kun sudah
sangat tulus dan selalu memikirkanku, aku sungguh minta maaf sudah memutuskan
sesuatu yang buruk.” Kusakabe mengerti keadaan Erika, diapun berkata, “Kalau
memang seperti itu aku tak masalah karena disaaat aku menyatakannya kepadamu
aku sudah tau itu dari awal. Jika Shinohara-san selalu memikirkan orang itu,
kau tidak akan bisa melupakannya, jika kau bisa mengalihkan pandangamu untuk
orang lain, mungkin kau benar-benar bisa melupakannya.” Erikapun menggelengkan
kepalanya, “Seberapa banyakpun aku mencobanya itu tidak ada artinya. Aku selalu
mencintai Kyouya-kun. Jadi, maafkan aku..” “Kau tidak harus minta maaf untuk
itu. Aku tidak akan menyalahkanmu karena sudah berjalan jauh dan merasa kalah.
Pada akhirnya perasaan Shinohara-san tidak terganti, aku pikir ya apa boleh
buat. Aku juga sangat licikan? Aku terus menunggu dan membuatmu terbebani.
Maafkan aku.” Erikapun menjawab, “Bukan seperti itu! Aku yang tidak bisa
dimaafkan kerena mengambil keuntungan darimu! Maaf karena sudah memberimu
harapan palsu.” Kusakabe tersenyum menanggapi apa yang dikatakan Erika, “Walaupun
aku tidak bisa menjadi pacarmu, aku masih merasa beruntung karena Shinohara-san
yang telah mengubahku dan juga lingkungan sekolah, aku merasa lebih menyukainya
hidupku dari sebelumnya. Jadi, terimakasih.” Erika terkejut mendengar apa yang
diucapkan Kusakabe diapun menangis karena terharu. Selanjutnya Kusakabe
bertanya, “Tapi dari sekarang, apa yang akan kau lakukan tentang Sata-kun?” “Kami
sudah lama tidak pernah melakukan apapun lagi, aku pikir aku harus lebih
berusaha sekali lagi, kali ini akan ku lakukan semua cara agar dia jatuh cinta
kepadaku walaupun aku tak yakin akan memakan waktu berapa tahun” jawab Erika,
tiba-tiba saja Kusakabe tersenyum dan berkata, “Sepertinya tidak sejauh apa yang
kau pikirkan.”
Ternyata Kyouya sudah berdiri dibelakang Erika, Kyouya
melangkah maju dan menarik tangan Erika lalu berkata pada Kusakabe, “Aku datang
untuk mengambil kembali gadis ini, apa boleh?”
Kusakabe tersenyum dan menjawab,
“Kali ini tolong jaga dia baik-baik.” Kyouya membalas senyuman Kusakabe dan
langsung menarik tangan Erika untuk menagajaknya pergi, “Ayo pergi”.
Mereka
terus berjalan, Erika benar-benar bingung dan tak mengerti, “Kyoya-kun, kenapa?
Katakan padaku, kenapa kau tak biarkan saja aku sendiri? Setelah aku pergi, kau
tidak merasa sakit sedikitpun dan juga tidak terbebani? Iyakan? Katakan padaku
kenapa?” Erika terus bertanya sampai akhirnya Kyouyapun menarik tangan Erika
dan tiba-tiba langsung mencium bibirnya, “Kau ini memang berisik sekali ya!"
Apa
kau sudah mengerti sekarang? Berhenti bertanya ‘kenapa’” jawab Kyouya masih
menyentuh kedua pipi Erika.
Erika terdiam sesaat tapi dia kembali berkata, “Aku tidak
mengerti!! Sampai sekarang kau selalu saja kejam dan tak kenal ampun, kau selalu
saja kasar kepadaku! Kau pikir dengan seperti ini kau itu sudah menangkan?
Sudah cukup! Katakan semua padaku dengan jelas!!”
Erika masih tidak terima.
Kyouya tampak berpikir sesaat lalu berkata, “Aku sudah katakan sebelumnya kau
itu milikku” “Itukan waktu kau masih jadi pacar bohonganku, iyakan? Sekarang
ini sudah berbeda” balas Erika, “Kau tidak hanya caraku untuk mengisi waktu
atau sesuatu yang seperti itu” Erika masih ingin lebih jelas lagi, “Jadi?
Dengan kata lain?” tanya Erika. Kyouya masih menahan kata-katanya beberapa saat
sampai akhirnya, “ Jadi.. aku pikir ini yang biasanya orang lain katakan
‘suka’, apa aku salah?” Erika langsung mencium Kyouya sampai membuat Kyouya
terkejut, “Kau…”
Erikapun bersandar didada Kyouya sambil berkata, “Jadi, ini
semua sudah berubah kita tidak berpura-pura lagi, Aku ijinkan kau menjadi
kekasihku yang sebenarnya,” Kyouya langsung mencubit dan menarik-narik kedua
pipi Erika, “Bukan kau yang mengijinkan tapi aku yang mengijinkanmu untuk jadi
kekasihku yang sebenarnya, iyakan? Jangan terlalu terjebak suasa, anjing kecil” ucap Kyouya
sambil berjalan, “Ada apa itu! Bukankah sebaiknya memperlakukan gadis yang kau
sukai dengan lebih baik?” protes Erika, “Karena itu kau, seperti ini juga tak
apa-apa.” Merekapun berjalan pulang kerumah.