Loading...

Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 9



Pada chater 9 ini akan menceritakan tentang hari valentin, cerita ini dimasukan dalam anime Ookami Shoujo. Erika berusaha membuat cokelat untuk Kyouya sebagai hadiah darinya tapi ternyata keadaan tidak seindah seperti apa yang dibayangkan oleh Erika bukan karena cokelat tapi karena ada komflik lain dalam cerita kali ini. Untuk teman-teman yang masih belum tau ceritanya, silahkan baca komik versi bahas Indonesia yang telah saya sediakan dibawah ini.

(Sumber gambar: http://manhua.fzdm.com/)

“Inikan GODOVA!! Menakjubkan!” ucap Marin takjub tentang hadiah Teduka yang akan diserahkan pada pacar tuanya itu. Yaa… seperti biasa mereka selalu saja membahas tentang cerita cinta mereka masing-masing, siapa lagi kalau bukan Erika, Teduka dan Marin. “Tunggu sebentar, apa yang akan kau lakukan?” tanya Marin tentang rencana valentin Teduka, “Tidak ada, ini bukan hal pentingkan? Tidak seperti kalian aku punya pekerjaan” jawab Teduka pada Marin, “Kau hanya memaksa dirimu sendirikan?” tanya Marin, “karena kau ingin pacar tuamu itu menganggapmu dewasakan?” Tedukapun berkata pada Marin, “ Apa sih kau ini? Kau berbicara sesukamu saja, huh!” Tedukapun bertanya pada Marin, “Apa yang akan kau lakukan, Marin?” “Kami berdua sudah setuju makan kue bersama” jawab Marin, “Kalau Erika?” tanya Teduka pada Erika, “Tentu aku akan membuat…Cokelat..!!” jawab Erika dengan antusias. “Serius? Kau akan melakukan hal yang merepotkan seperti itu? Huh..” tanya Marin pada Erika, “Aku ingin memberi perasaanku didalamnya.” Teduka langsung berkata, “Apa?! Jadi maksudmu tidak ada cinta kalau dari coklat yang dibeli?” dia meras tersindir. “Eh! Tidak! Tidak! Aku mengatakan itu karena tergantung dari cara kita masing-masing melakukannya! Inikan kepuasan diri sendiri” jelas Erika pada Teduka.

Saat ketiganya sedang asik mengobrol tiba-tiba saja ada anak laki-laki teman sekelas mereka yang mendatangi mereka bertiga, anak laki-laki itu gayanya sangat culun teman-teman, suaranya kecil, sehingga merekapun tidak bisa mendengar sapaan darinya, “Permisi..” Erika, Teduka dan Marin masih saja mengobrol, “Aku akan mencobanya sebelum kau menyerahkan cokelatmu pada Satacchi oke, Erika” kata marin pada Erika, “aku tak sabar Erika” tambahnya lagi. “Kau hanya ingin memakannya sajakan? Kau akan menjadi gemukan lagi!” kata Teduka pada Marin, “Tapi apa yang akan kau lakukan jika kau memberi Satacchi sesuatu yang rasanya tidak enak dan dia membencinya?” tanya Marin meyakinkan Erika, “Walaupun itu rasanya tidak enak satachi tidak akan mengatakannya tau..” Teduka yang menanggapi perkataan Marin. Mereka masih saja mengobrol sehingga anak laki-laki itupun memutuskan pergi saja, saat itu Erika baru melihat dan memanggilnya, Erikapun berjalan untuk mendekatinya, “Tunggu, Kusakabe-kun! Bukannya kau ada perlu dengan kami?” “Oh anuuu.. aku piket hari ini, buku catatan matematika kalian..” Erika langsung mengerti maksudnya, “Baiklah aku akan memberinya kepadamu milik kami bertiga nanti” “Maaf.. tolong ya..” kata Kusakabe dan langsung pergi. “Apa tadi yang dia inginkan?” tanya Teduka saat Erika kembali pada mereka, “Dia katakan agar kita menyerahkan buku catatan matematika kita.” “Kalau dia tidak berbicara dengan keras kita tidak akan taukan!” kata Marin, “ahh.. cowok lemah seperti itu benar-benar bukan tipeku!” lanjutnya lagi. “Loh.. pacarnya Marin lemah jugakan?” kata Teduka kepada Marin, “Tapikan dia tampan!!” ucap Marin membela kekasihnya.

Saat pulang sekolah Erikapun bertanya pada Kyouya tentang jenis cokelat apa yang dia suka, “Aku tidak tertarik dengan cokelat jenis apapun. Aku benci yang manis-manis” ucap Kyouya mantap. “O-ohh.. begitu ya..aku mengerti.” Erikapun tampak murung mendengar jawaban Kyouya. “Setiap tahun aku selalu dapat dari mereka padahal aku tak pernah memintanya, merepotkan sekali. Ini benar-benar peristiwa yang menjegkelkan buatku. Kalaupun aku terima hanya akan membahayakan kesehatanku saja. Banyak acara-acara yang ku benci” jelas Kyouya lagi panjang lebar. Erika hanya berkomentar dalam hati, “Merepotkan? Dia menganggap menerima banyak cokelat dari gadis-gadis disekolah merepotkan? Baiklah, walaupun aku memaksanya tapi kalau dia tidak memakannya itu sungguh tragis. Kalau begitu lebih baik aku memberinya sesuatu selain cokelat.” “Valentin itu acara para gadis bodoh” ucap Kyouya lagi singkat. Kini Erika benar-benar tidak berani untuk bertanya lagi, kelihatan sekali Kyouya tidak menyukai momen-momen seperti itu. Kyouyapun melihat buku resep cokelat yang terlihat ditas Erika, akhirnya Kyouya berkata, “Kopi…cokelat rasa kopi atau cokelat pahit, kau bisa membuat itu. Kalau kau ingin memberiku aku tidak bisa menolaknya.” Erika langsung kembali ceria dan dengan girang berkata, “Aku bisa! Aku bisa membuat itu! Aku akan memberi gula setengahnya saja. Aku akan membuat sesuatu yang pasti akan menjadikanmu meneteskan air mata!” “Iya, iya aku mengerti, jadi berhentilah berteriak dan menggonggong. Kau brisik sekali.” Erikapun diam dan tak henti-hentinya tersenyum.

Setelah sampai dirumah diapun memutuskan untuk belanja membeli bahan-bahan yang diperlukan. Saat mengantri dikasir dia mendengar ada keributan, “Pengecut, apa tidak bisa kau cepat sedikit?!” “Aduh..maaf ya.. Mana dompeku??” Anak laki-laki itu tampak kebingunan mencari dompetnya, “maaf..maaf ternyata aku harus mengembalikan semua ini aku tidak bisa membelinya” jelas anak laki-laki itu pada penjaga kasir. Erika mengenalnya, dia adalah teman sekelasnya yang tadi meminta buku catatan matematika, dia adalah Kusakabe, “Ah! Aku akan membayarnya! Tak masalah, kau bisa mengembalikan kepadaku kapan-kapan” ucap Erika pada Kusakabe.

Setelah selesai membayar merekapun keluar, Kusakebe menghubungi keluarganya, “Yaa.. semua sudah baik-baik saja. Terimakasih.” Tuut.. diapun mematikan Hpnya. “Apa yang terjadi?” tanya Erika, “Sepertinya tertinggal di rumah” “Oh syukurlah berarti tidak hilang!”Kusakabe berkata pada Erika, “Maaf ya..aku akan segera mengembalikannya padamu jadi dimana rumahmu?” Erika menolak, “Tak apa-apa.. kembalikan saja besok ada yang harus segera aku lakukan dirumah.” Kusakabe berkata lagi, “Aku benar-benar minta maaf, padahal kita berdua tidak saling dekat tapi sekarang aku malah merepotkanmu, bagaimana aku harus membalasnya.” “Aku katakan tidak masalah, aku seseorang yang tidak bisa membiarkan orang lain kesulitan! Tapi ini seperti aku mengatakan sesuatu yang keren saja! Hehe..Dan aku ingin melakukan kebaikan. Jadi aku serius, jangalah terlalu mecemaskannya.” Kusakabepun mengerti dan tidak kesusahan lagi pada Erika, dia mengangkat wajahnya, Erika terkejut melihatnya, “Kusakabe-kun jadi wajahmu selama ini begini ya?” komentar Erika, Erikapun berkata dalam hati, “Dia selalu saja melihat kebawah jadi aku tidak pernah tahu. Sebenarnya dia tampan juga.” “A..maaf!!” Erika jadi bingung mendengar Kusakabe meminta maaf, “Kenapa kau minta maaf? Apakah aku menakutkan?” “Tidak! Kau salah! Shinohara-san adalah gadis yang baik” Erika tambah bingung melihat Kusakabe gemetaran, “Jadi kenapa kau gemetaran begitu?” “Ini bukan karena Shinoha-san jahat. A…aku memiliki wajah yang feminim dan aku juga kurus. Inikan aneh, jadi aku selalu membuat orang merasa jijik..Walaupun aku tidak membenci orang lain, aku merasa saat berada didekat orang lain mereka pasti tidak akan nyaman.” 
Deg..Erika membatu mendegar penjelasan Kusakabe, diapun berkata dalam hati, “Pikirannya sangat negatif”, Erikapun menjelaskan pada Kusakabe, “Aku tidak merasa begitu, tau? Apakah sudah membuatmu tenang?” tanya Erika, “Tidak masalah, kau tidak perlu terlalu baik..”Kusakabe masih berpikiran negatif saja, “Aku mengatakan yang sebenarnya!!” Kusakabe berkata lagi, “Maaf kau sudah terlalu jauh mengikutiku” Erikapun tak tahan, Kusakabe terlalu keras kepala, “Serius!! Kau hanya menyangkal apa yang aku katakan! Bukankah itu sangat kasar untuk seseorang yang berbicara jujur?! Kalau aku mengatakan ada yang menarik dari Kusakabe-kun, kau hanya terlalu menutupinya saja. Maaf…bukannya aku marah atau apalah.. Aku hanya merasa kau banyak melupakan sesuatu. Sebenarnya tidak ada yang merasa tak nyaman saat melihat Kusakabe-kun! Akan lebih baik kalau kau lebih percaya diri dan biasa saja.” Mendengar ucapak Erika seperti itu, Kusakabe bisa berpikir juga dan dia menyadari, “Mungkin ini seperti yang Shinohara-san katakan, aku melihat orang lain hanya dari sisi tertentu saja..” “Ya, ya!” Erika membenarkan. “Terimakasih Shinohara-san, walaupun aku tidak bisa langsung percaya diri aku akan melihat ke depan untuk mengubah ini semua. Ngomong-ngomong Shinohara-san apa kau yakin disini lebih lama lagi? Bukannya tadi kau katakan ada yang ingin kau lakukan dirumah?” “Benar! Aku lupa!” Akhirnya merekapun menyudahi perbincangan dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
 
Sampai dirumah Erikapun mencoba resep yang dia pelajari, “Ta dahh..!! Saat ini bentuknya benar-benar sempurna! Lezat! Dia pasti tidak akan protes dengan cokelat ini! Aku harap hari esok segera tiba! Hehe Ini menyenangkan sekali! Sepertinya ini akan jadi hadiah romantis untuknya! Ini akan lebih baik jika semua orang merasakan kebahagiaan!” ucapkan gembira.

Keesokan harinya saat tiba disekolah, “Aku tidak mau ada yang menabrak ini saat berjalan jadi aku simpan saja di locker sampai waktu istirahat!” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba saja, ”Shinohara-san! Selamat pagi” Kusakabe mendatangi Erika dengan wajah berbinar-binar, “Selamat pagi, Kusakabe-kun! Apa yang terjadi?” “T..Taadi, aku menyapa semua mengucapkan ‘selamat pagi’ dan ternyata mereka membalas ‘selamat pagi’ juga kepadaku dengan wajah yang normal, dengan wajah yang biasa-biasa saja!” jelas Kusakabe dengan ceria. “Ahaha! Mengertikan? Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu bahwa semua orang menerima keberadaanmu” kata Erika ikut bahagia. “Semua orang sangat baik kepadaku! Memang benar yang kau katakan! Aku sangat bahagia! Aku merasa sangat santai! Terimakasih ya Shinohara-san!” Setelah itu Erika mendekat pada Kusakabe dan memegangi poni Kusabe, “Aku sudah memikirkan tentang ini juga kemarin..Kusakabe-kun, bagaimana kalau ponimu di gunting saja? Kau pasti menjadi sangat popular.” Kusakabe yang disentuh Erika langsung memerah wajahnya dan gugup, “T-T-Tidak! Terimakasih!” Erika masih terus menyarankan sambil memegang poni Kusakabe, Kusakabe akhirnya setuju, “Baiklah kalau begitu aku akan mengguntingnya! Apa lagi kalau aku bisa jadi popular! Aku bisa saja disukai oleh seseorang!” “Ya banar! Kusakabe-kun sangat lembut ya? Huh!” Sementara itu tanpa disadari Erika, Kyouya juga baru sampai disekolah dan menyaksikan mereka berdua. 


“Selamat pagi Sata-kun! Tolong terimalah cokelatku ya” sapa seorang gadis pada Kyouya sambil memberinya cokelat, Kyouyapun menerimanya, setelah itu diapun langsung mendatangi Erika dan merangkulnya.


Tentunya saja membuat Erika terkejut, “Erika, selamat pagi” sapa Kyouya lembut dihadapan Kusakabe, “Kyouya-kun? Ap..apa yang terjadi?!” tanya Erika merasa aneh dengan sikap Kyouya, “Ada apa ini?! Kenapa dia tiba-tiba jadi manja begini?!” ucap Erika dalam hatinya sendiri. “Apa kau tidak tau? Aku sedang kedinginan. Erika hangatkan?” ucap Kyouya sambil terus merangkul Erika, tatapan Kyouya tajam dan sinis melihat ke arah Kusakabe, “Aku katakan padamu, aku ini bukan botol air untuk menghangatkanmu” kata Erika pada Kyouya, “Eh.. kau tidak suka ini ya?” tanya Kyouya masih terus merangkulnya, “Bukannya aku tak suka tapi..” Erika tidak melanjutkan kata-katanya. Sementara itu Kusakabe terus saja memandang Kyouya dari atas sampai bawah dan berkata dalam hati, “Shinohara-san sudah memiliki pacar, dan pacarnyapun sangat tampan.” Kusakabe yang merasa asing diantara mereka langsung berpamitan pada Erika, “Ya sudah aku duluan ya!” dengan wajah murungpun Kusakabe pergi meninggalkan mereka berdua, sementara itu Kyouya yang merasa menang melihat kepergian Kusakabe dengan senyum sinisnya.
“Tapi, tapi.. kalau ada yang melihat kita begini mereka akan berpikir kita ini pasangan bodoh.” Ucap Erika yang masih bertahan dirangkul oleh Kyouya, “aku sih tidak peduli, tapi..Kyouya-kun bukannya kau membenci hal yang seperti ini?” tanya Erika pada Kyouya, “Ya.. memang aku benci.” Kyouyapun langsung melepas rangkulannya dengan kasar sampai membuat Erika terjatuh, “Kau ini kasar sekali! Coba kau lakukan ini untuk dirimu sendiri!” bentak Erika pada Kyouya. Kyouyapun tidak memperdulikan itu, dia hanya bertanya pada Erika, “Yang lebih penting lagi, ada apa kau berbicara dengan cowok culun itu tadi?” “Kami teman sekelas” jawab Erika, “Apa ada sesuatu?” tanya Kyouya lagi, “Tidak juga..Sudahlah, tidak terjadi apa-apa kok. Oh iya, kau tau? Hari ini aku bawa cokelatnya!” ucap Erika dengan senang. Kyouyapun tersenyum mendengarnya sambil berkata, “Ah begitu? Aku akan menunggu merasakan coklatnya untuk melihat kegagalanmu.” “Hehehe! Tidak juga kok!” kata Erika sambil tertawa. “Sekarang ini masih di lockerku, aku akan memberimu waktu istirahat ya! Tunggu aku dibangku halaman! Kita nanti kesana. Akan lebih baik jika tak ada yang melihat kitakan?” ucap Erika, seperti biasa Kyouya hanya meng”iya-iyakan” saja karena malas berkomentar lebih banyak lagi.
 
Waktu istirahatpun tiba, Marin dan Teduka terlihat lagi makan siang bersama, Teduka bertanya pada Marin, “Dimana Erika?” “Dia pergi menemui Satacchi. Dia akan menyerahkan cokelatnya.” Sementara itu Erika tampak riang gembira menuju kehalaman sekolah, “Indahnya… bisa satu sekolah bersama. Aku khawatir kalau Kyouya-kun sudah menunggu” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba saja dia dan Kusakabe bertambrakan, “Maaf..” kata Kusakabe pada Erika, “Apa kau baik-baik saja? Kau tampak kesulitan” Erika bertanya karena melihat wajah Kusakabe yang lesu. “Ah… itu hanya karena aku berpikir hari ini sangat buruk untukku, tidak usah pedulikan aku.” “Sungguh?” Erika masih tampak khawatir. Kusakabe melihat apa yang dibawa Erika dan bertanya, “Cokelat yang dibuat sendiri ya? Mau kau serahkan untuk pacarmu?” “Iya, aku membuatnya kemarin!” jelas Erika dengan wajah gembira. “Oh begitu..Dia pasti akan menyukainya. Ini hari valentine ya? Huh..Sepertinya ini acara yang menyenangkan. Pada akhirnya, aku tertekan setiap tahun” kata Kusakabe mencurahkan isi hatinya pada Erika, “Seperti yang aku katakan kenapa kau tak mencoba memotong ponimu saja? Aku yakin pasti akan ada yang memberimu cokelat” kata Erika memberi saran. “Ah! Sebenarnya aku baik-baik saja walaupun tak ada yang memberiku cokelat. Anehnya, ibu dan kakakku lebih meyusahkan lagi dari pada aku saat ini. Ibuku bilang ‘maafkan aku karena melahirkanmu seperti ini’ dan sangat tertekan. Kakakku selalu menangis memikirkan apa yang harus dia lakukan kalau melihatku seperti ini karena mereka khawatir padaku, mereka pikir ini menyakitkan untukku.” Erika yang mendengar cerita Kusakabe hanya melongo dan berkata dalam hati, “Keluarga Kusakabe-kun aneh juga ya, memikirkan yang tidak-tidak, mereka sekeluaga berpikiran negatif.” 

Erikapun memutuskan untuk memberi Kusakabe sebungkus cokelat yang dibuatnya, “Ini..dengan ini keluargamu pasti akan tenang,” “Jangan! Kau tidak perlu melakukan sejauh itu untukku apa lagi seharusnya itu untuk pacarmukan?” tolak Kusakabe merasa tidak enak. “Aku membuatnya cukup banyak jadi tidak apa-apa kalau aku memberimu satu! Tidak apa-apa, ambil saja!” Akhirnya Kusakabe mengambil cokelat Erika, “Maaf ya..Terimakasih.” Erikapun langsung pergi menuju halaman sekolah sedangkan Kusakabe menuju kelas. 

Kyouya berjalan menuju halaman tempat mereka janjian tadi pagi, “Dinginnya..kenapa si bodoh itu mengajak makan diluar sih?” tanpa sengaja diapun melihat Kusakabe, “Orang itu..” Kyouyapun melihat Kusakabe membawa cokelat, udara disekitar Kyouya berubah, dia seperti dapat menebak, “Erika..” dia berujar dalam hati, sesaat Kyouya terdiam, kemudian diapun melajutkan perjalanan menuju tempat Erika. 
Erika yang sedang menunggu Kyouya terus saja berpikir, hatinya terasa ragu dan bimbang, “Itu tak apakan? Tidak ada artinya, hanya untuk menolongnya saja..” Kyouyapun sampai, “Ya ampun.. kau telat! Istirahatnya sudah hampir selesai tau?” ucap Erika pada Kyouya. “Jangan berkata lagi, akukan tetap datang.” Erikapun memberi cokelat pada Kyouya, “Ini, aku buatkan cupcake. Ini bukan cokelat pahit tapi cokelat rasa kopi! Tenang saja ini tidak manis, jadi ini tidak apa-apa untuk Kyouya-kun.” Kyouya terkejut melihat bungkusan dan bentuk cupcake yang diberikan Erika, dia teringat pada Kusakabe.
 Kyouyapun mengambilnya dan berkata, “Kau bekerja keras untuk membuat ini, hanya untukku ya? Hmm..Aku tak butuh” tiba-tiba saja Kyouya langsung membuangnya, tepatnya melempar cokelat itu. Erika tampak bingung, “Bukannya kau sudah katakan mau memakannya?!! Aku sudah berusaha membuatnya terasa enak!” “Apakah itu enak ataupun tidak enak, itu tidak masalah untukku! Lebih baik aku mati dari pada harus makan itu! Benar-benar menjijikan!”Erika tambah bingung, “Ap… apa maksudmu? Kau tiba-tiba jadi sangat kasar begini!!” “Kau memberi kepadanya jugakan?” Deg…Erika sangat terkejut, “Kusakabe-kun? Kenapa kau bisa tahu?” tanya Erika, “Dia sangat bahagia sambil memegang yang kau berikan itu disana” jawab Kyouya. “Aku memang memberinya, tapi.. hanya untuk basa-basi saja! Orang yang benar-benar ingin aku beri itu hanya Kyouya-kun” Erika berusah menjelaskan, “Aku tak peduli tentang itu. Memberiku sesuatu yang sama dengan si pecundang itu, itu yang membuatku benar-benar jijik! Dari awal aku benar-benar tidak menyukainya. Dia vegetarian.. itu bodohkan? Orang seperti dia yang selalu ketakutan dan gugup saat berhadapan dengan wanita.. Bukankah itu pengecut? Aku tidak ingin disamakan dengan cowok yang menyedihkan itu” ungkap Kyouya panjang lebar. 
  Disini saya heran teman-teman, kok bisa coba Kyouya tau Kusakabe itu vegetarian? Tau dari mana coba? Ah ngaco aja ni si Kyouya.

“Kau pikir kau itu siapa? Apa yang kau katakan? Terlebih lagi, memangnya apa yang kau tahu tentang Kusakabe-kun?!! Memang iya, dia itu pasif dan tidak menarik, tingkah lakunyapun sedikit lemah. Tapi dia tidak sepertimu, dia sama sekali tidak pernah mengejek orang lain!! Dia itu baik yang selalu mempertimbangkan perasaan orang lain!! Jadi aku pikir dia itu jauh lebih baik dari pada kau, tau?!!” Erikapun berkata tanpa mempertimbangkan apa-apa lagi, dia baru terkejut saat ini dan langsung keringat dingin. Sedangkan Kyouya yang mendengarkan semua perkataan Erika tetap tenang dan berkata, “Ah..aku mengerti..Jadi minta saja dia untuk menjadi cowok bohonganmu, diakan sangat baik, dia pasti mau.” Kyouyapun berbalik dan langsung meninggalkan Erika sendiri yang mematung. “Hah? Aku dari tadi sangat berbahagiakan? Kenapa jadi seperti ini? Apakah aku salah?” ucap erika dalam hati masih tidak bisa beranjak dari tempatnya berdiri.

Saat pulang sekolah pikiran Erika benar-benar kacau, dia berjalan tanpa melihat kedepan sampai akhirnya dia hampir jatuh dari tangga sekolah untunglah ada Kusakabe yang menahannya, “Apa kau baik-baik saja? Ini bahaya loh.. lihatlah ke depan.” “Maaf..” ucap Erika masih dengan tampang lesu. “Kau selalu menjauh semenjak istirahat tadi” kata Kusakabe, ”apa terjadi sesuatu? Kalau kau tidak keberatan, ceritalah kepadaku.” Erikapun berkata pada Kusakabe yang tampak terengah-engah bernafas karena menahan Erika yang hampir jatuh tadi, “Aku baik-baik saja..Maaf kerena sudah menghabiskan nafasmu” kata erika. “Aku tidak kehabisan nafas loh! Walaupun aku ini tidak begitu meyakinkan, walaupun ini sesuatu yang tidak bisa kau katakan, tapi aku tidak akan bilang siapapun! Karena aku.. Ingin meringankan perasaan Shinohara-san. Demi shinohara-san aku akan melakukan apapun!” ucap Kusakabe dengan wajah serius. “Kau sangat baik, Kusakabe-kun. Aku sangat benci..Hari valentine.” Begitulah yang diucapkan Erika, diapun menangis.

BERSAMBUNG.
Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia 6641834885805998567

Post a Comment

emo-but-icon

Home item

Recent

new


Popular Posts