Ookami Shoujo to Kuro Ouji ( Wolf Girl and Black Prince ) Bahasa Indonesia Chapter 9
http://mangadove.blogspot.com/2015/03/ookami-shoujo-to-kuro-ouji-wolf-girl_60.html
Pada
chater 9 ini akan menceritakan tentang hari valentin, cerita ini dimasukan
dalam anime Ookami Shoujo. Erika berusaha membuat cokelat untuk Kyouya sebagai
hadiah darinya tapi ternyata keadaan tidak seindah seperti apa yang dibayangkan
oleh Erika bukan karena cokelat tapi karena ada komflik lain dalam cerita kali
ini. Untuk teman-teman yang masih belum tau ceritanya, silahkan baca komik
versi bahas Indonesia yang telah saya sediakan dibawah ini.
(Sumber
gambar: http://manhua.fzdm.com/)
“Inikan GODOVA!! Menakjubkan!” ucap Marin takjub tentang
hadiah Teduka yang akan diserahkan pada pacar tuanya itu. Yaa… seperti biasa
mereka selalu saja membahas tentang cerita cinta mereka masing-masing, siapa
lagi kalau bukan Erika, Teduka dan Marin. “Tunggu sebentar, apa yang akan kau lakukan?”
tanya Marin tentang rencana valentin Teduka, “Tidak ada, ini bukan hal
pentingkan? Tidak seperti kalian aku punya pekerjaan” jawab Teduka pada Marin,
“Kau hanya memaksa dirimu sendirikan?” tanya Marin, “karena kau ingin pacar
tuamu itu menganggapmu dewasakan?” Tedukapun berkata pada Marin, “ Apa sih kau
ini? Kau berbicara sesukamu saja, huh!” Tedukapun bertanya pada Marin, “Apa yang
akan kau lakukan, Marin?” “Kami berdua sudah setuju makan kue bersama” jawab
Marin, “Kalau Erika?” tanya Teduka pada Erika, “Tentu aku akan
membuat…Cokelat..!!” jawab Erika dengan antusias. “Serius? Kau akan melakukan
hal yang merepotkan seperti itu? Huh..” tanya Marin pada Erika, “Aku ingin
memberi perasaanku didalamnya.” Teduka langsung berkata, “Apa?! Jadi maksudmu
tidak ada cinta kalau dari coklat yang dibeli?” dia meras tersindir. “Eh!
Tidak! Tidak! Aku mengatakan itu karena tergantung dari cara kita masing-masing
melakukannya! Inikan kepuasan diri sendiri” jelas Erika pada Teduka.
Saat ketiganya sedang asik mengobrol tiba-tiba saja ada anak
laki-laki teman sekelas mereka yang mendatangi mereka bertiga, anak laki-laki
itu gayanya sangat culun teman-teman, suaranya kecil, sehingga merekapun tidak
bisa mendengar sapaan darinya, “Permisi..” Erika, Teduka dan Marin masih saja
mengobrol, “Aku akan mencobanya sebelum kau menyerahkan cokelatmu pada Satacchi
oke, Erika” kata marin pada Erika, “aku tak sabar Erika” tambahnya lagi. “Kau
hanya ingin memakannya sajakan? Kau akan menjadi gemukan lagi!” kata Teduka
pada Marin, “Tapi apa yang akan kau lakukan jika kau memberi Satacchi sesuatu yang
rasanya tidak enak dan dia membencinya?” tanya Marin meyakinkan Erika, “Walaupun
itu rasanya tidak enak satachi tidak akan mengatakannya tau..” Teduka yang menanggapi
perkataan Marin. Mereka masih saja mengobrol sehingga anak laki-laki itupun
memutuskan pergi saja, saat itu Erika baru melihat dan memanggilnya, Erikapun
berjalan untuk mendekatinya, “Tunggu, Kusakabe-kun! Bukannya kau ada perlu dengan
kami?” “Oh anuuu.. aku piket hari ini, buku catatan matematika kalian..” Erika
langsung mengerti maksudnya, “Baiklah aku akan memberinya kepadamu milik kami
bertiga nanti” “Maaf.. tolong ya..” kata Kusakabe dan langsung pergi. “Apa tadi
yang dia inginkan?” tanya Teduka saat Erika kembali pada mereka, “Dia katakan
agar kita menyerahkan buku catatan matematika kita.” “Kalau dia tidak berbicara
dengan keras kita tidak akan taukan!” kata Marin, “ahh.. cowok lemah seperti
itu benar-benar bukan tipeku!” lanjutnya lagi. “Loh.. pacarnya Marin lemah
jugakan?” kata Teduka kepada Marin, “Tapikan dia tampan!!” ucap Marin membela
kekasihnya.
Saat pulang sekolah Erikapun bertanya pada Kyouya tentang
jenis cokelat apa yang dia suka, “Aku tidak tertarik dengan cokelat jenis
apapun. Aku benci yang manis-manis” ucap Kyouya mantap. “O-ohh.. begitu ya..aku
mengerti.” Erikapun tampak murung mendengar jawaban Kyouya. “Setiap tahun aku
selalu dapat dari mereka padahal aku tak pernah memintanya, merepotkan sekali. Ini
benar-benar peristiwa yang menjegkelkan buatku. Kalaupun aku terima hanya akan
membahayakan kesehatanku saja. Banyak acara-acara yang ku benci” jelas Kyouya
lagi panjang lebar. Erika hanya berkomentar dalam hati, “Merepotkan? Dia
menganggap menerima banyak cokelat dari gadis-gadis disekolah merepotkan?
Baiklah, walaupun aku memaksanya tapi kalau dia tidak memakannya itu sungguh
tragis. Kalau begitu lebih baik aku memberinya sesuatu selain cokelat.”
“Valentin itu acara para gadis bodoh” ucap Kyouya lagi singkat. Kini Erika
benar-benar tidak berani untuk bertanya lagi, kelihatan sekali Kyouya tidak
menyukai momen-momen seperti itu. Kyouyapun melihat buku resep cokelat yang
terlihat ditas Erika, akhirnya Kyouya berkata, “Kopi…cokelat rasa kopi atau
cokelat pahit, kau bisa membuat itu. Kalau kau ingin memberiku aku tidak bisa
menolaknya.” Erika langsung kembali ceria dan dengan girang berkata, “Aku bisa!
Aku bisa membuat itu! Aku akan memberi gula setengahnya saja. Aku akan membuat
sesuatu yang pasti akan menjadikanmu meneteskan air mata!” “Iya, iya aku
mengerti, jadi berhentilah berteriak dan menggonggong. Kau brisik sekali.”
Erikapun diam dan tak henti-hentinya tersenyum.
Setelah sampai dirumah diapun memutuskan untuk belanja
membeli bahan-bahan yang diperlukan. Saat mengantri dikasir dia mendengar ada
keributan, “Pengecut, apa tidak bisa kau cepat sedikit?!” “Aduh..maaf ya.. Mana
dompeku??” Anak laki-laki itu tampak kebingunan mencari dompetnya, “maaf..maaf
ternyata aku harus mengembalikan semua ini aku tidak bisa membelinya” jelas
anak laki-laki itu pada penjaga kasir. Erika mengenalnya, dia adalah teman
sekelasnya yang tadi meminta buku catatan matematika, dia adalah Kusakabe, “Ah!
Aku akan membayarnya! Tak masalah, kau bisa mengembalikan kepadaku kapan-kapan”
ucap Erika pada Kusakabe.
Setelah selesai membayar merekapun keluar, Kusakebe menghubungi
keluarganya, “Yaa.. semua sudah baik-baik saja. Terimakasih.” Tuut.. diapun
mematikan Hpnya. “Apa yang terjadi?” tanya Erika, “Sepertinya tertinggal di
rumah” “Oh syukurlah berarti tidak hilang!”Kusakabe berkata pada Erika, “Maaf
ya..aku akan segera mengembalikannya padamu jadi dimana rumahmu?” Erika
menolak, “Tak apa-apa.. kembalikan saja besok ada yang harus segera aku lakukan
dirumah.” Kusakabe berkata lagi, “Aku benar-benar minta maaf, padahal kita
berdua tidak saling dekat tapi sekarang aku malah merepotkanmu, bagaimana aku
harus membalasnya.” “Aku katakan tidak masalah, aku seseorang yang tidak bisa
membiarkan orang lain kesulitan! Tapi ini seperti aku mengatakan sesuatu yang
keren saja! Hehe..Dan aku ingin melakukan kebaikan. Jadi aku serius, jangalah
terlalu mecemaskannya.” Kusakabepun mengerti dan tidak kesusahan lagi pada
Erika, dia mengangkat wajahnya, Erika terkejut melihatnya, “Kusakabe-kun jadi
wajahmu selama ini begini ya?” komentar Erika, Erikapun berkata dalam hati, “Dia
selalu saja melihat kebawah jadi aku tidak pernah tahu. Sebenarnya dia tampan
juga.” “A..maaf!!” Erika jadi bingung mendengar Kusakabe meminta maaf, “Kenapa
kau minta maaf? Apakah aku menakutkan?” “Tidak! Kau salah! Shinohara-san adalah
gadis yang baik” Erika tambah bingung melihat Kusakabe gemetaran, “Jadi kenapa
kau gemetaran begitu?” “Ini bukan karena Shinoha-san jahat. A…aku memiliki
wajah yang feminim dan aku juga kurus. Inikan aneh, jadi aku selalu membuat orang
merasa jijik..Walaupun aku tidak membenci orang lain, aku merasa saat berada
didekat orang lain mereka pasti tidak akan nyaman.”
Deg..Erika membatu mendegar penjelasan Kusakabe, diapun
berkata dalam hati, “Pikirannya sangat negatif”, Erikapun menjelaskan pada
Kusakabe, “Aku tidak merasa begitu, tau? Apakah sudah membuatmu tenang?” tanya
Erika, “Tidak masalah, kau tidak perlu terlalu baik..”Kusakabe masih berpikiran
negatif saja, “Aku mengatakan yang sebenarnya!!” Kusakabe berkata lagi, “Maaf
kau sudah terlalu jauh mengikutiku” Erikapun tak tahan, Kusakabe terlalu keras
kepala, “Serius!! Kau hanya menyangkal apa yang aku katakan! Bukankah itu
sangat kasar untuk seseorang yang berbicara jujur?! Kalau aku mengatakan ada yang
menarik dari Kusakabe-kun, kau hanya terlalu menutupinya saja. Maaf…bukannya
aku marah atau apalah.. Aku hanya merasa kau banyak melupakan sesuatu. Sebenarnya
tidak ada yang merasa tak nyaman saat melihat Kusakabe-kun! Akan lebih baik
kalau kau lebih percaya diri dan biasa saja.” Mendengar ucapak Erika seperti
itu, Kusakabe bisa berpikir juga dan dia menyadari, “Mungkin ini seperti yang
Shinohara-san katakan, aku melihat orang lain hanya dari sisi tertentu saja..”
“Ya, ya!” Erika membenarkan. “Terimakasih Shinohara-san, walaupun aku tidak
bisa langsung percaya diri aku akan melihat ke depan untuk mengubah ini semua. Ngomong-ngomong
Shinohara-san apa kau yakin disini lebih lama lagi? Bukannya tadi kau katakan
ada yang ingin kau lakukan dirumah?” “Benar! Aku lupa!” Akhirnya merekapun
menyudahi perbincangan dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
Sampai dirumah Erikapun mencoba resep yang dia pelajari, “Ta
dahh..!! Saat ini bentuknya benar-benar sempurna! Lezat! Dia pasti tidak akan
protes dengan cokelat ini! Aku harap hari esok segera tiba! Hehe Ini
menyenangkan sekali! Sepertinya ini akan jadi hadiah romantis untuknya! Ini
akan lebih baik jika semua orang merasakan kebahagiaan!” ucapkan gembira.
Keesokan harinya saat tiba disekolah, “Aku tidak mau ada yang
menabrak ini saat berjalan jadi aku simpan saja di locker sampai waktu
istirahat!” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba saja, ”Shinohara-san! Selamat pagi”
Kusakabe mendatangi Erika dengan wajah berbinar-binar, “Selamat pagi,
Kusakabe-kun! Apa yang terjadi?” “T..Taadi, aku menyapa semua mengucapkan ‘selamat
pagi’ dan ternyata mereka membalas ‘selamat pagi’ juga kepadaku dengan wajah yang
normal, dengan wajah yang biasa-biasa saja!” jelas Kusakabe dengan ceria.
“Ahaha! Mengertikan? Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu bahwa semua orang
menerima keberadaanmu” kata Erika ikut bahagia. “Semua orang sangat baik
kepadaku! Memang benar yang kau katakan! Aku sangat bahagia! Aku merasa sangat
santai! Terimakasih ya Shinohara-san!” Setelah itu Erika mendekat pada Kusakabe
dan memegangi poni Kusabe, “Aku sudah memikirkan tentang ini juga
kemarin..Kusakabe-kun, bagaimana kalau ponimu di gunting saja? Kau pasti
menjadi sangat popular.” Kusakabe yang disentuh Erika langsung memerah wajahnya
dan gugup, “T-T-Tidak! Terimakasih!” Erika masih terus menyarankan sambil
memegang poni Kusakabe, Kusakabe akhirnya setuju, “Baiklah kalau begitu aku
akan mengguntingnya! Apa lagi kalau aku bisa jadi popular! Aku bisa saja
disukai oleh seseorang!” “Ya banar! Kusakabe-kun sangat lembut ya? Huh!”
Sementara itu tanpa disadari Erika, Kyouya juga baru sampai disekolah dan
menyaksikan mereka berdua.
“Selamat pagi Sata-kun! Tolong terimalah cokelatku
ya” sapa seorang gadis pada Kyouya sambil memberinya cokelat, Kyouyapun
menerimanya, setelah itu diapun langsung mendatangi Erika dan merangkulnya.
Tentunya saja membuat Erika terkejut, “Erika, selamat pagi”
sapa Kyouya lembut dihadapan Kusakabe, “Kyouya-kun? Ap..apa yang terjadi?!”
tanya Erika merasa aneh dengan sikap Kyouya, “Ada apa ini?! Kenapa dia
tiba-tiba jadi manja begini?!” ucap Erika dalam hatinya sendiri. “Apa kau tidak
tau? Aku sedang kedinginan. Erika hangatkan?” ucap Kyouya sambil terus
merangkul Erika, tatapan Kyouya tajam dan sinis melihat ke arah Kusakabe, “Aku
katakan padamu, aku ini bukan botol air untuk menghangatkanmu” kata Erika pada
Kyouya, “Eh.. kau tidak suka ini ya?” tanya Kyouya masih terus merangkulnya, “Bukannya
aku tak suka tapi..” Erika tidak melanjutkan kata-katanya. Sementara itu
Kusakabe terus saja memandang Kyouya dari atas sampai bawah dan berkata dalam
hati, “Shinohara-san sudah memiliki pacar, dan pacarnyapun sangat tampan.”
Kusakabe yang merasa asing diantara mereka langsung berpamitan pada Erika, “Ya
sudah aku duluan ya!” dengan wajah murungpun Kusakabe pergi meninggalkan mereka
berdua, sementara itu Kyouya yang merasa menang melihat kepergian Kusakabe
dengan senyum sinisnya.
“Tapi, tapi.. kalau ada yang melihat kita begini mereka akan
berpikir kita ini pasangan bodoh.” Ucap Erika yang masih bertahan dirangkul
oleh Kyouya, “aku sih tidak peduli, tapi..Kyouya-kun bukannya kau membenci hal yang
seperti ini?” tanya Erika pada Kyouya, “Ya.. memang aku benci.” Kyouyapun
langsung melepas rangkulannya dengan kasar sampai membuat Erika terjatuh, “Kau
ini kasar sekali! Coba kau lakukan ini untuk dirimu sendiri!” bentak Erika pada
Kyouya. Kyouyapun tidak memperdulikan itu, dia hanya bertanya pada Erika, “Yang
lebih penting lagi, ada apa kau berbicara dengan cowok culun itu tadi?” “Kami
teman sekelas” jawab Erika, “Apa ada sesuatu?” tanya Kyouya lagi, “Tidak
juga..Sudahlah, tidak terjadi apa-apa kok. Oh iya, kau tau? Hari ini aku bawa
cokelatnya!” ucap Erika dengan senang. Kyouyapun tersenyum mendengarnya sambil
berkata, “Ah begitu? Aku akan menunggu merasakan coklatnya untuk melihat
kegagalanmu.” “Hehehe! Tidak juga kok!” kata Erika sambil tertawa. “Sekarang
ini masih di lockerku, aku akan memberimu waktu istirahat ya! Tunggu aku
dibangku halaman! Kita nanti kesana. Akan lebih baik jika tak ada yang melihat
kitakan?” ucap Erika, seperti biasa Kyouya hanya meng”iya-iyakan” saja karena
malas berkomentar lebih banyak lagi.
Waktu istirahatpun tiba, Marin dan Teduka terlihat lagi makan
siang bersama, Teduka bertanya pada Marin, “Dimana Erika?” “Dia pergi menemui
Satacchi. Dia akan menyerahkan cokelatnya.” Sementara itu Erika tampak riang
gembira menuju kehalaman sekolah, “Indahnya… bisa satu sekolah bersama. Aku
khawatir kalau Kyouya-kun sudah menunggu” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba saja
dia dan Kusakabe bertambrakan, “Maaf..” kata Kusakabe pada Erika, “Apa kau baik-baik
saja? Kau tampak kesulitan” Erika bertanya karena melihat wajah Kusakabe yang
lesu. “Ah… itu hanya karena aku berpikir hari ini sangat buruk untukku, tidak
usah pedulikan aku.” “Sungguh?” Erika masih tampak khawatir. Kusakabe melihat
apa yang dibawa Erika dan bertanya, “Cokelat yang dibuat sendiri ya? Mau kau
serahkan untuk pacarmu?” “Iya, aku membuatnya kemarin!” jelas Erika dengan
wajah gembira. “Oh begitu..Dia pasti akan menyukainya. Ini hari valentine ya?
Huh..Sepertinya ini acara yang menyenangkan. Pada akhirnya, aku tertekan setiap
tahun” kata Kusakabe mencurahkan isi hatinya pada Erika, “Seperti yang aku
katakan kenapa kau tak mencoba memotong ponimu saja? Aku yakin pasti akan ada yang
memberimu cokelat” kata Erika memberi saran. “Ah! Sebenarnya aku baik-baik saja
walaupun tak ada yang memberiku cokelat. Anehnya, ibu dan kakakku lebih
meyusahkan lagi dari pada aku saat ini. Ibuku bilang ‘maafkan aku karena
melahirkanmu seperti ini’ dan sangat tertekan. Kakakku selalu menangis memikirkan
apa yang harus dia lakukan kalau melihatku seperti ini karena mereka khawatir
padaku, mereka pikir ini menyakitkan untukku.” Erika yang mendengar cerita
Kusakabe hanya melongo dan berkata dalam hati, “Keluarga Kusakabe-kun aneh juga
ya, memikirkan yang tidak-tidak, mereka sekeluaga berpikiran negatif.”
Erikapun memutuskan untuk memberi Kusakabe sebungkus cokelat
yang dibuatnya, “Ini..dengan ini keluargamu pasti akan tenang,” “Jangan! Kau
tidak perlu melakukan sejauh itu untukku apa lagi seharusnya itu untuk
pacarmukan?” tolak Kusakabe merasa tidak enak. “Aku membuatnya cukup banyak jadi
tidak apa-apa kalau aku memberimu satu! Tidak apa-apa, ambil saja!” Akhirnya
Kusakabe mengambil cokelat Erika, “Maaf ya..Terimakasih.” Erikapun langsung
pergi menuju halaman sekolah sedangkan Kusakabe menuju kelas.
Kyouya berjalan menuju halaman tempat mereka janjian tadi
pagi, “Dinginnya..kenapa si bodoh itu mengajak makan diluar sih?” tanpa sengaja
diapun melihat Kusakabe, “Orang itu..” Kyouyapun melihat Kusakabe membawa
cokelat, udara disekitar Kyouya berubah, dia seperti dapat menebak, “Erika..”
dia berujar dalam hati, sesaat Kyouya terdiam, kemudian diapun melajutkan
perjalanan menuju tempat Erika.
Erika yang sedang menunggu Kyouya terus saja berpikir,
hatinya terasa ragu dan bimbang, “Itu tak apakan? Tidak ada artinya, hanya
untuk menolongnya saja..” Kyouyapun sampai, “Ya ampun.. kau telat! Istirahatnya sudah
hampir selesai tau?” ucap Erika pada Kyouya. “Jangan berkata lagi, akukan tetap
datang.” Erikapun memberi cokelat pada Kyouya, “Ini, aku buatkan cupcake. Ini
bukan cokelat pahit tapi cokelat rasa kopi! Tenang saja ini tidak manis, jadi
ini tidak apa-apa untuk Kyouya-kun.” Kyouya terkejut melihat bungkusan dan
bentuk cupcake yang diberikan Erika, dia teringat pada Kusakabe.
Kyouyapun mengambilnya dan berkata, “Kau bekerja keras untuk
membuat ini, hanya untukku ya? Hmm..Aku tak butuh” tiba-tiba saja Kyouya
langsung membuangnya, tepatnya melempar cokelat itu. Erika tampak bingung, “Bukannya
kau sudah katakan mau memakannya?!! Aku sudah berusaha membuatnya terasa enak!”
“Apakah itu enak ataupun tidak enak, itu tidak masalah untukku! Lebih baik aku
mati dari pada harus makan itu! Benar-benar menjijikan!”Erika tambah bingung, “Ap…
apa maksudmu? Kau tiba-tiba jadi sangat kasar begini!!” “Kau memberi kepadanya
jugakan?” Deg…Erika sangat terkejut, “Kusakabe-kun? Kenapa kau bisa tahu?”
tanya Erika, “Dia sangat bahagia sambil memegang yang kau berikan itu disana”
jawab Kyouya. “Aku memang memberinya, tapi.. hanya untuk basa-basi saja! Orang yang
benar-benar ingin aku beri itu hanya Kyouya-kun” Erika berusah menjelaskan, “Aku
tak peduli tentang itu. Memberiku sesuatu yang sama dengan si pecundang itu, itu
yang membuatku benar-benar jijik! Dari awal aku benar-benar tidak menyukainya. Dia
vegetarian.. itu bodohkan? Orang seperti dia yang selalu ketakutan dan gugup
saat berhadapan dengan wanita.. Bukankah itu pengecut? Aku tidak ingin
disamakan dengan cowok yang menyedihkan itu” ungkap Kyouya panjang lebar.
Disini saya heran teman-teman, kok bisa coba Kyouya tau
Kusakabe itu vegetarian? Tau dari mana coba? Ah ngaco aja ni si Kyouya.
“Kau pikir kau itu siapa? Apa yang kau katakan? Terlebih
lagi, memangnya apa yang kau tahu tentang Kusakabe-kun?!! Memang iya, dia itu
pasif dan tidak menarik, tingkah lakunyapun sedikit lemah. Tapi dia tidak
sepertimu, dia sama sekali tidak pernah mengejek orang lain!! Dia itu baik yang
selalu mempertimbangkan perasaan orang lain!! Jadi aku pikir dia itu jauh lebih
baik dari pada kau, tau?!!” Erikapun berkata tanpa mempertimbangkan apa-apa
lagi, dia baru terkejut saat ini dan langsung keringat dingin. Sedangkan Kyouya
yang mendengarkan semua perkataan Erika tetap tenang dan berkata, “Ah..aku
mengerti..Jadi minta saja dia untuk menjadi cowok bohonganmu, diakan sangat
baik, dia pasti mau.” Kyouyapun berbalik dan langsung meninggalkan Erika
sendiri yang mematung. “Hah? Aku dari tadi sangat berbahagiakan? Kenapa jadi
seperti ini? Apakah aku salah?” ucap erika dalam hati masih tidak bisa beranjak
dari tempatnya berdiri.
Saat pulang sekolah pikiran Erika benar-benar kacau, dia
berjalan tanpa melihat kedepan sampai akhirnya dia hampir jatuh dari tangga
sekolah untunglah ada Kusakabe yang menahannya, “Apa kau baik-baik saja? Ini bahaya
loh.. lihatlah ke depan.” “Maaf..” ucap Erika masih dengan tampang lesu. “Kau
selalu menjauh semenjak istirahat tadi” kata Kusakabe, ”apa terjadi sesuatu? Kalau
kau tidak keberatan, ceritalah kepadaku.” Erikapun berkata pada Kusakabe yang
tampak terengah-engah bernafas karena menahan Erika yang hampir jatuh tadi, “Aku
baik-baik saja..Maaf kerena sudah menghabiskan nafasmu” kata erika. “Aku tidak
kehabisan nafas loh! Walaupun aku ini tidak begitu meyakinkan, walaupun ini
sesuatu yang tidak bisa kau katakan, tapi aku tidak akan bilang siapapun! Karena
aku.. Ingin meringankan perasaan Shinohara-san. Demi shinohara-san aku akan
melakukan apapun!” ucap Kusakabe dengan wajah serius. “Kau sangat baik,
Kusakabe-kun. Aku sangat benci..Hari valentine.” Begitulah yang diucapkan Erika,
diapun menangis.